Pages

Ads 468x60px

19 December 2014

Tangan Ajaib Seorang Ibu

sewaktu saya mau berangkat ke Semarang karena dapat tugas kerja, saya baru dua hari sejak sabtu kemarin tiba di jakarta setelah sebulan tinggal di Magelang selama bulan november. alhasil, baju-baju kotor yang terbawa dari Magelang belum semuanya selesai dicuci. khususnya celana jeans yang jadi favorit dan sering dipake.

senin sore, gw baru dkabarin klo selasa pagi gw mesti berangkat ke semarang dengan estimasi sekitar 1 bulan disana. saat malam mengabarkan mama (saya manggilnya mama) bahwa saya harus berangkat ke Semarang esok pagi dan menanyakan keberadaan celana jeans saya, ternyata masih di bak cucian dan belum dicuci. akhirnya saya menyiapkan pakaian bersih seadanya.

ketika saya sibuk mengurus persiapan untuk tinggal selama 1 bulan di Semarang, jam 10 malam mama masuk kamar dan meletakkan 2 celana jeans bersih yang masih hangat. wah, celana jeans favorit sudah bersih lagi dalam waktu singkat. saya heran bercampur takjub dengan kehebatan mama saya yang bisa mencuci secepat ini.

memang dari kecil saya tidak mencuci baju sendiri. mama selalu mencucikannya untuk saya. dulu pernah saya berniat mencuci sendiri tapi malah dilarang karena cucian saya gak bersih. hahaha. akhirnya saya pun jadi manja dan selalu dicucikan bila sedang dirumah.

sekarang saya sudah lewati dari 2 minggu tinggal di Semarang. di sebuah mess kantor yang berada di kawasan industri di tengah-tengah pabrik dan jauh dari kota. huaaaaa, rasanya kayak lg di pedalaman. saya disini pun terpaksa mencuci sendiri meskipun dengan mesin cuci karena akses ke laundry kiloan pun jauh.

kini saya paham bagaimana rasanya mencuci pakaian sendiri. baru pakaian saya saja rasanya duh capek betul, apalagi mama saya yang selalu mencucikan baju kami sekeluarga. semoga Allah senantiasa memberikan nikmat sehat wal'afiat untukmu, ma.

Semarang, 19 Des 2014
@ZuhriUtama

15 December 2014

Jalan Jalan : Keliling Kota Semarang

Saya sudah beberapa kali ke kota Semarang. namun itu sebelum saya membuat blog ini sehingga belum pernah didokumentasikan. tapi dibanding kunjungan saya ke Semarang sebelumnya, baru kali ini saya benar-benar menjelajahi tempat wisata di kota Semarang.

awalnya dikarenakan ada lembur di hari sabtu, akhirnya saya batalkan rencana ke Surabaya. setelah berlembur ria di hari sabtu, saya terbangun di pagi hari (sebenernya kesiangan) lalu sibuk di kamar. mau sarapan ke pantry paling cm ada roti. karena tinggal di mess kantor di tengah kawasan pabrik sehingga sulit untuk mencari warung makan.

akhirnya saya merencakan pergi ke pusat kota Semarang dengan niat membeli charger hape nokia di kawasan simpang lima. setelah mandi, tiba-tiba listrik mati. baiklah, sepertinya memang disuruh jalan-jalan y. turun ke ruang tv, ketemu mas haris yang baru pulang dari gereja dan menawarkan tumpangan karena dia mw sekalian servis motor.

setelah menunggu mas haris siap, kami pun segera berangkat pukul 10 pagi. cuacanya cukup cerah namun tidak terlalu panas. saya pun diturunkan di kawasan simpang lima. mas haris melanjutkan mencari bengkel untuk servisi motor. setelah mengisi amunisi dompet di atm, saya pun mencari target pertama saya, charger hp.

tak lama, saya sudah mendapatkan apa yang saya cari. lalu saya segera menuju ke toko buku untuk mencari buku yang sudah saya incar dari kemarin. namun sayang, saya tidak menemukan buku yang saya cari. setelah tergoda dengan inline skate (sepatu roda) yang juga ditawarkan di sport area (tapi urung membeli), saya pun menuju masjid besar di samping kawasan simpang lima karena waktu sudah memasuki dzuhur.
Kawasan Simpang Lima Semarang

Masjid Raya Baiturahman Semarang

Menara Masjid Baiturahman Semarang

Ruang Utama Masjid Baiturahman Semarang

1. Lawang Sewu

karena kebutuhan sudah terpenuhi, saya pun ingin ke lawang sewu karena beberapa kali ke Semarang belum berkesempatan mendatangi objek wisata satu ini. Lawang Sewu merupakan Museum Kereta Api yang pada awal didirikannya merupakan kantor pusat belanda di Semarang yang menjadi cikal bakal dunia perkretaapian indonesia.
Lawang Sewu Semarang


Lawang Sewu berada di kawasan Tugu Muda yang berada di sebelah barat Simpang Lima. Harga tiket masuk Lawang Sewu seharga 10ribu rupiah (Des 2014). untuk menggunakan jasa guide dikenai charge 30ribu rupiah per guide. Lawang Sewu terdiri dari 3 bangunan utama yaitu Gedung A (bangunan terbesar dan terlihat dari gerbang masuk), Gedung B dan Gedung C. saat saya mengunjungi tempat ini sedang dalam proses renovasi. setelah membeli tiket, pintu masuk ada di sebelah kanan menuju area ditengah-tengah bangunan berupa lapangan. mulailah dari bangunan terkecil di sisi kanan yang merupakan gedung C yang berisikan sejarah mengenai gedung Lawang Sewu, teknik pemeliharaan hingga struktur bangunan yang ada.
Kawasan tugu Muda
Sejarah Lawang Sewu

sat keluar gedung C, gedung B adalah gedung yang ada di sisi kanan. saat saya kesana, gedung B dalam keadaan renovasi besar dan ruangan banyak yang kosong. masuk ke lorong gedung B dan berjalan ke sisi kiri. didalamnya terdapat foto-foto bersejarah seputar dunia perkeretaapian di Indonesia khususnya Semarang.
Gedung B Lawang Sewu

lalu berpindah ke gedung terbesar di komplek Lawang Sewu yaitu gedung A yang berisikan barang-barang yang digunakan selama gedung Lawang Sewu masih aktif sebagai kantor pusat Kereta Api di zaman Belanda. terdapat seragam masinis dan petugas kereta, alat komunikasi dan mesin hitung, miniatur kereta hingga ruang audio visual yang memutarkan film dokumenter seputar kereta api yang aktif pada masanya.
Gedung A Lawang Sewu

waktu yang dihabiskan untuk melihat galeri dan berfoto kurang lebih 1 jam. di sisi luar menuju pintu keluar akan ada monumen kereta api yang boleh dinaiki untuk berfoto.
Miniatur Jembatan kereta api
selesai mengelilingi Lawang Sewu, saya pun bertanya ke seorang guide mengenai objek wisata yang bisa dikunjungi. Guide tsb merekomendasikan saya untuk ke Klenteng Sam Poo Kong. dari Lawang Sewu, saya naik taksi dengan waktu tempuh 15 menit. sebenarnya argo menunjukkan 13rb namun karena ada minimum order akhirnya saya membayar 20rb.

2. Klenteng Sam Poo Kong

klenteng yang berada di daerah Kedung Batu ini terbuka untuk umum. tiket masuknya seharga 3ribu rupiah saja (Des 2014). tempat wisata yang masih aktif digunakan sebagai tempat sembahyang orang tionghoa ini menjadi spot bagus bagi yang suka bernarsis ria. terdapat beberapa bangunan yang berada didalam komplek klenteng.
Loket Masuk Klenteng Sam Poo Kong

saya tidak menghabiskan banyak waktu karena memang hanya sekedar tempat untuk berfoto sebagai bukti pernah ke Semarang. 4 bangunan utama bisa terlihat dari lapangan besar yang berada ditengah komplek. untuk memasuki ke 4 bangunan tersebut dikenai biaya tambahan sebesar 20rb rupiah. saya sendiri urung masuk karena dari luar pun masih bisa berfoto dengan latar belakang ke 4 bangunan tersebut.
Panorama Klenteng Sam Poo Kong

selain itu ada jasa berfoto menggunakan pakaian khas tionghoa yang dominan oleh warna merah layaknya panglima dan permaisuri dari negeri tiongkok. biaya yang dikenakan seharga 80ribu rupiah per orang (Des 2014). waktu yang dihabiskan untuk berfoto dan menikmati pemandangan sekitar kurang lebih 30 menit.
Gerbang Klenteng Sam Poo Kong

Patung Sam Poo Kong

puas berfoto dan menikmati arsitektur klenteng yang megah. saya pun segera beranjak dan kembali ke tengah kota. setelah bertanya dengan petugas, ternyata ada angkot kuning yang menuju pasar Karang Ayu. jika tau dari awal, saya lebih memilih naik angkot daripada taksi. hehehe

tiba di karang ayu dan membayar 3rb rupiah, saya lanjut naik angkot Karang Ayu - Penggaron yang melewati Kawasan Tugu Muda. yup, kembali lagi ke Lawang Sewu. dari situ saya menuju ke Mall Paragon dengan berjalan kaki. jadi jika keluar dari Lawang Sewu, langsung ke kanan dan berjalan di sepanjang trotoar yang sangat lebar. saya sangat suka jika trotoar pejalan kaki lebar dan bersih. melewati balaikota Semarang dan tibalah saya di Mall Paragon karena ingin bertemu dengan kawan yang sedang asyik nongkrong di kafe.

so, hari ini cukup puas berkeliling kota Semarang. setidaknya sudah 2 tempat wisata baru yang saya kunjungi selain dari simpang lima yang sudah terlalu sering. hehehe. sempat ditawarkan oleh supir taksi ke goa Kreo. objek wisata berupa gua monyet dan terdapat waduk buatan yang baru dibuat untuk menambah daya tarik wisata. namun karena akses yang terbatas dan saya kurang berminat akhirnya disimpan sebagai destinasi berikutnya di lain waktu.

Semarang, 15 Desember 2014
@ZuhriUtama

12 December 2014

Tumbuh bersama komunitas

saat saya masih sekolah, kegiatan diluar sekolah yang saya ikuti cukup banyak seperti pramuka, PMR, Rohis, OSIS, dokter kecil dan lainnya. tapi status saya hanya sekedar sebagai anggota yang tidak terlalu aktif dalam kepengurusan.

bahkan ketika saya mulai kuliah, kegiatan kampus malah tidak saya sempat saya ikuti tiba-tiba sudah lulus kuliah. bagi saya, organisasi atau komunitas hanyalah sebagai pengisi waktu luang diluar kegiatan rutin saya belajar sehari-hari.

setelah 2 tahun bekerja, barulah saya mengenal komunitas-komunitas baru. awalnya dimulai dari komunitas bisnis yang berlanjut dengan perkenalan dengan komunitas islami. nah disinilah titik awal saya menjadi giat berorganisasi khususnya dalam komunitas.

komunitas yang benar-benar saya terlibat dalam kepengurusannya adalah komunitas Entreprayer. komunitas yang awalnya bertujuan untuk memberikan wadah bagi para pengusaha dan calon pengusaha untuk membangun bisnis yang hulu hilir halal.

kini komunitas ini sudah berjalan hampir 2 tahun. berawal dari event KH3 (Konferensi Hulu Hilir Halal) pada 27 desember 2012 yang diadakan di gedung K-Link jakarta selatan. kemudian berlanjut dengan diadakannya KOULIHAL (perubahan nama dari KH3) di tahun 2013. komunitas Entreprayer ingin memberikan wadah sharing ilmu yang bermanfaat bagi para umat islam khususnya di Indonesia.

Komunitas Entreprayer kembali menghadirkan KOULIHAL kembali di tahun 2015 ini. acara yang bertemakan "Membangun Peradaban Halal dari Keluarga" yang akan diisi oleh Ust Bendri Jaisyurrahman, Ust Fauzil Adhim dan Ust Cahyadi Takariawan.

berikut informasinya:


Ingin tau pentingnya pendidikan anak dalam keluarga ??
Mari belajar bersama komunitas EntrePrayer dalam Konferensi Hulu Hilir Halal dengan tema, “Membangun Peradaban Halal dari Keluarga”
Bersama para ahli dibidangnya:
- Muhammad Fauzil Adhim (@kupinang)
- Bendri Jaisyurrahman (@ajobendri)
- Cahyadi Takariawan (Pak Cah)
Ahad, 25 Januari 2015
07.30 – 15.00
Gedung Graha Sucofindo,
Aula Nandhika
Jl. Raya Pasar Minggu
kav 34 Jakarta Selatan
Tiket sd. 31 Des 14
- Rp. 150.000/orang
- Rp. 200.000/dua orang
TIKET VIP Rp. 300.000/orang
(Fasilitas. Kursi paling depan, seminar kit, makan siang bersama pembicara)
HOT PROMO!! Pembelian 10 Tiket akan FREE 1 TIKET hanya s.d 31 Des 14 (selama slot masih ada)
Registrasi dg format:
Nama_Kota_No.Hp_Usia_L/P
Ke Fetya : 0812-9409-5868
Info Stand : Yusi 0812-8021-395
========
Proudly Present By:
Komunitas @EntrePrayer
@HuluHilirHalal
DAFTAR SEKARANG JUGA!
Januari 2015, harga tiket NAIK!!

07 December 2014

Jalan Jalan : Goes to Solo part 2

hoaem, setelah tidur nyenyak semalam dengan kamar seadanya, akhirnya pagi tiba. setelah sholat subuh, saya mengecek jalur dari solo ke candi ceto melalui google maps. hmm, cukup mudah, jalannya hanya satu arah dari solo menuju karang anyar.

hotel murah meriah dekat solo grand mall
 tapi sebelum jalan-jalan ke candi Ceto, saya dan mbak asih harus menghadiri undangan resepsi (karena akad nikahnya sudah dilaksanakan bulan lalu) di daerah Pandaran, Boyolali. jam 8 kurang pun saya segera check out dari hotel dan menuju Boyolali. setelah sedikit bingung dan akhirnya kembali ke jalan yang benar (jalur solo-semarang), saya pun tiba pukul 08.15 di rumah mbak asih. ternyata acaranya dmulai jam 10, saya pikir jam 9. tak apalah, sambil nunggu mbak asih beres nyuci, saya pun mengeluarkan laptop dan sudah asik bermain game yang baru saya beli kemarin.

jam 9.45, mbak asih sudah siap dan kami pun bergegas berangkat karena mau mampir atm dulu. ternyata tidak ada helm yang tersisa dirumah, akhirnya harus ambil dulu ke kantin sekolah tempat ibunya mbak asih berjualan sehari-hari. setelah lengkap persiapannya, kami pun menuju daerah Pandanaran. ternyata acara sudah ramai dengan para tamu undangan. kami pun bergegas berjumpa dengan sang mempelai. mempelai pria adalah sahabat kami berdua di komunitas Entreprayer. setelah berfoto (kami lupa foto dengan kamera sendiri jadi ga ada bukti otentik. hiks) kami pun dipersilahkan menikmati hindangan. pertama ngambil minum berupa sari buah. celingak celinguk nyari spot untuk duduk ternyata hanya ada sedikit dan penuh. sebagian besar tamu makan dan minum sambil berdiri. hmm, akhirnya kami urungkan untuk menikmati hidangan. segera bergegas meninggalkan lokasi acara dengan perut masih kelaparan.

akhirnya kami menuju ke soto seger tak jauh dari situ. katanya cukup terkenal dan memang parkirannya penuh dengan kendaraan yang menunjukkan bahwa pengunjungnya ramai. kami segera mendapat tempat duduk dan memesan soto ayam. disajikan dengan mangkok kecil seperti soto kudus. berkuah bening dengan dicampur nasi. bahkan komposisinya jadi aneh, semangkuk terisi penuh nasi dengan beberapa potongan ayam. saya jadi bingung ini soto ayam apa nasi dikasih kuah soto.
Soto Seger
 setelah memperhatikan suasana tempatnya, memang yang membuat menarik adalah banyaknya lauk-pauk sebagai teman makan soto. berbagai gorengan dan sate-satean seperti sate tahu, sate telur puyuh, sate ati dan juga ada gorengan tempe, tahu dan masih banyak lagi sehingga acara makan soto menjadi semakin berselera. harganya juga cukup terjangkau.
Lauk tambahan soto seger

akhirnya perut sudah terisi. kami pun bersiap menempuh perjalanan panjang menuju candi Ceto. target pertama kami adalah tiba di Solo. cuaca siang ini cukup terik. saya pun sempat khawatir bakalan belang karena tidak memakai sarung tangan. kami memasuki kota solo dari sisi luar melewati terminal Tirtonadi. dari situ kami mengikut petunjuk arah menuju Karanganyar. cukup mudah, cukup lurus saja dari terminal dan mengikuti jalan hingga kami tiba di kabupaten Karanganyar.

hanya sampai sini mbak Asih tau arah (sebenernya dari solo pun dia udah bingung arah ke Karanganyar. hahaha). saya pun menggunakan teknik sotoy. cari-cari petunjuk arah menuju candi Ceto dan akhirnya kami menemukannya. dari Karanganyar kurang lebih berjarak 37km sedangkan Tawangmangu hanya 35 km. wah, lebih jauh dari Tawangmangu. mesti siap-siap bokong yang tebal nih. hahaha

cuaca masih terik. kami pun beranjak meninggalkan kota Karanganyar menuju tawangmangu karena memang arahnya searah. masuk daerah karang pandan, jalanan mulai menanjak dan mendaki kaki gunung Lawu. sedikit tersendat karena memang Tawangmangu menjadi destinasi wisata saat weekend oleh masyarakat disekitaran solo dan sekitarnya.

mudah sekali menuju candi Ceto, cukup perhatikan petunjuk arah tapi jangan langsung percaya dengan petunjuk jaraknya. kami sempat beberapa kali bingung karena awalnya jaraknya sudah 16 km lalu didepannya berubah menjadi 17 km (lah koq nambah). petunjuk selanjutnya 14 km. kami akhirnya tidak percaya lagi dengan jarak yang ditulis di papan petunjuk arah. memasuki gerbang kawasan wisata Ceto yang berada di sisi kiri (Tawangmangu masih lurus kedepan). langit pun mulai gelap.

jalanan pun semakin menanjak tajam. gerimis mulai turun dan kami pun segera mengenakan jas hujan di sebuah musholla. pemandangan kini berubah dengan kebun-kebun yang tersusun rapi di atas bukit-bukit nan hijau indah. tersihir oleh pemandangan yang begitu menakjubkan, rasanya tak ingin perjalanan ini bertemu dengan ujungnya. sesekali mengucap syukur atas nikmat memandangan ciptaanMu ya Rabb, perjalanan kami masih diwarnai gerimis. sesekali bertemu dengan tanjakan yang tajam dan menukik tajam. butuh kehati-hatian dan konsentasi ekstra. dan kami tiba di persimpangan menuju candi Ceto.

tanjakan mulai semakin menakutkan. dengan kemiringan mendekati 45 derajat. rasanya dengkul saya ngilu memandang jalan yang tinggi tersebut. namun pemandangan kebun teh yang terhampar sejauh memandang memberikan obat penawar dan sedikit mengabaikan jalanan yang kian menanjak. dan akhirnya tak jauh dari tanjakan terakhir, di atas sana nun jauh terlihat gapura candi yang khas berwarna hitam legam.

tapi perjalan kami belum berakhir, satu tanjakan terakhir yang super duper terjal. kondisi motor yang sudah menempuh jalan berat sepanjang perjalanan tadi membuat saya ragu apakah mampu mengendalikan motor mbak Asih. meski memang motor matic sehingga tak perlu khawatir soal oper giginya, kondisi rem yang kurang baik sedikit mengkhawatirkan. saya pun mengambil ancang-ancang dan mulai mendaki jalan yang sepertinya lebih dari 45 derajat kemiringannya. sesekali motor saya jalankan secara zigzag agar mesin tak lelah. masih ada beberapa ratus meter, parkiran sudah terlihat. motor sudah menderu hendak berhenti. saya tidak habis pikir jika motor berhenti di tengah jalan yang sangat miring ini. tapi sedikit demi sedikit motor terus melaju. bahkan saya harus sedikit mendorong dengan kaki saya demi menjaga keseimbangan motor. sedikit lagi

Alhamdulillaah, akhirnya kami tiba di parkiran motor candi Ceto. fiuh, terbayar sudah perjalanan panjang yang penuh misteri kapan akan tiba dan kami benar-benar tiba disini. di destinasi wisata candi Ceto. setelah melepaskan lelah di persendian dengan sedikit relaksasi, kami pun menuju loket tiket masuk candi Ceto. untuk domestik seharga 3 ribu rupiah dan untuk mancanegara 10 ribu rupiah.
loket tiket masuk menuju candi ceto

oiya, saya infokan bahwa objek wisata candi Ceto ini dipenuhi banyak retribusi. memang tidak begitu mahal. berkisar antara 2rb sampai 3rb tapi jika dihitung-hitung bisa lebih dari 10rb per orang. selain itu, di kawasan candi Ceto, masyarakatnya memang memeluk agama Hindu hingga saya yang sempat bertanya lokasi musholla pun mendapat jawaban tidak ada. baiklah, saya pun berniat jamak takhir.

sebelum masuk candi Ceto, kami harus mengenakan kain adat khas masyarakat hindu berwarna hitam putih. dengan memberikan dana sukarela, kami pun dipakaikan oleh petugasnya. oke, kami siap masuk ke tujuan utama kami. disambut dengan tangga yang curam menuju gerbang gapura. kami sedikit bernasis ria disini. membayar setiap lelah menuju tempat ini.

tempat pemakaian kain sebelum masuk candi ceto

narsis didepan gapura utama
pengunjung cukup ramai dikarenakan akhir pekan. setelah melewati gapura, kami pun masuk ke komplek candi berupa pundan berundak seperti yang dulu saya pelajari di pelajaran sejarah. di undakan pertama disisi kiri terdapat bangunan. pada undakan kedua terdapat relief di atas tanah dan dilindungi. kami memutar dan menaiki tangga batu memasuki gapura kecil dan tiba di area yang simetris. sisi kiri dan kanan sama dan serupa. terdapat pendopo besar di area pertama lalu memasuki area kedua terdapat pendopo kecil dan didepannya terdapat patung dengan dupa didepan patung. pada area terakhir atau puncak candi terdapat bangunan candi yang ditutup pagar besi. kami pun hanya berfoto di depan pintu candi. yeay, kami telah menaklukkan candi Ceto.

relief ditengah area candi

puncak candi ceto
di area pertama ada papan petunjuk menuju puri saraswati. kami pun berpindah lokasi melewati sebuah lorong kecil dan memasuki area warung-warung makan yang mengeluarkan aroma yang menggugah selera, MIE REBUS! slurp. tapi kami belum terlalu lapar, kami segera menuju puri Saraswati dan candi Kethek. objek wisata ini terpisah dari candi Ceto dan kami harus membayar retribusi kembali seharg 1500 rupiah per orang. melewati tangga dari semen. lokasinya masih cukup jauh ke atas. tiba di persimpangan, ke kanan menuju puri Saraswati dan lurus melewati jalan tanah menuju candi Kethek. kami pun memilih puri Saraswati terlebih dahulu.
loket masuk puri saraswati dan candi kethek

jalan menuju puri saraswati

Puri Saraswati berisi sebuah area dengan kolam dan patung dewi Saraswati ditengahnya bersama dua angsa. terdapat peraturan bahwa kami harus membuka sendal dan bagi wanita haid dilarang masuk. kami pun segera mengabadikan diri disini. di sisi kanan terdapat bangunan panggung dan juga sebuah kolam tertutup yang dipenuhi koin didalamnya. sayang tidak ada guide yang bisa menjelaskan berbagai hal tempat disini.
puri saraswati

kolam air berisi koin-koin logam

kini kami menuju candi Kethek. kembali ke pertigaan dan papan petunjuk bertuliskan 300m. hmm, lumayan lah. melewati jalan tanah yang basah. pemandangan indah di sisi kiri terdapat jurang terjal. jalan setapak menurun melingkari sisi bukit dan kembali menanjak memasuki area candi Kethek. tiba di lapangan rumput dengan nafas yang kembang kempis. bicara pun megap-megap karena sambil mengatur nafas. hahaha.
jalan menuju candi kethek


candi Kethek lebih kuno. tak terlihat bangunan batu besar. hanya pundan berundak berjumlah 3 dengan tangga curam yang kecil dan licin. ada jalan tanah disisi kanan bagi yang ingin cara yang lebih mudah menuju keatas. saya dan mbak Asih memilih melewati tengah candi melewati tangga kecil sambil sesekali bernarsis ria. huehehe. di puncaknya hanya ada sebuah bangunan kecil dengan mahkota berwarna emas diatasnya.

candi kethek

puncak candi kethek
lengkap sudah semua situs di kawasan candi Ceto kami datangi. saatnya kembali pulang. perjalanan berikutnya menunggu. menuruni jalur terjal tadi kini mulai terbayang didepan mata. setelah mengencangkan rem belakang agar lebih kuat mencengkram, kami pun meninggalkan candi Ceto dengan rasa puas. setelah selamat melewati jalur curam tadi, tak lupa berfoto dengan motor yang telah menemani perjalanan kami melewati jalur terjal nan curam.
yeah, sukses bermotor ria menuju candi ceto

kami menyempatkan berhenti di kebun teh yang tadi tidak sempat berfoto karena masih hujan. setelah hujan berhenti, kawasan kebun teh menjadi hijau dan segar. kami pun segera mencari spot paling keren dan berpose dengan gaya paling okeh (menurut kami. hahaha). sejenak menikmati pemandangan dan mengisi perut dengan cemilan biskuit. tiba-tiba kabut mulai turun. area disekitar mulai tertutup kabut tebal. kami pun bergegas meninggalkan kebun teh dan melanjutkan perjalanan. tak mau terjebak di tengah jalan dengan kabut tebal seperti ini.
narsis di kebun teh

kabut mulai turun

setelah menuruni jalan kembali ke kota solo, gerimis pun turun dan semakin deras memasuki jalur utama dari tawangmangu menuju karanganyar. menembus guyuran hujan dengan pikiran yang masih terjebak di keindahan kawasan wisata candi Ceto. memasuki kota karanganyar, tiba-tiba jalanan kering dan hujan pun berhenti. rasanya aneh ketika kami masih basah kuyup sedangkan oranglain berlalu dengan kondisi kering. kami pun berhenti di pom bensin untuk melepas jas hujan dan saya pun menunaikan shalat yang tadi belum terlaksana.

kami pun melanjutkan perjalanan yang tidak terasa sudah memasuki kota solo. lanjut menuju Boyolali karena saya mengejar bis ke semarang agar tidak terlalu malam tiba disana. akhirnya kami pun tiba di persimpangan tempat menunggu bis. mbak Asih langsung pamit karena gerimis sudah mulai turun kembali. saya pun mampir sebentar ke minimarket untuk menyiapkan bekal di mess nanti. jam 5 sore, saya pun menaiki bis menuju semarang.

perjalanan belum berakhir, kondisi bis penuh dan saya pun berdiri. setelah bertanya ternyata bis ini menuju terminal terboyo. seharusnya saya menaiki bis semarang yang menuju terminal mangkang. ya sudahlah, nikmati saja perjalanannya. memasuki kota salatiga, saya pun mendapat tempat duduk dan mulai melepas lelah dan sejenak tidur. terbangun dengan suasana sudah gelap. bis telah memasuki daerah Bawean.

pukul 7 malam, saya pun tiba di kawasan Tugu Muda Semarang. saya turun disini dan hendak menaiki taksi ketika seorang tukang ojek menawarkan jasa mengantarkan saya ke kawasan industri Wijaya Kusuma. saya ditawari tarif 60rb yang kemudian saya tawar 30rb. setelah bernegosiasi, saya pun setuju dengan kesepakatan kami seharga 30rb jika lancar dan jika macet seharga 50rb (ini kesepakatan macam apa. hahaha). memang di daerah krapyak sedang ada perbaikan jalan sehingga menimbulkan macet panjang dari pintu tol. sang ojek pun segera memacu melintasi jalanan kampung memotong kemacetan. pukul 8 malam saya tiba di mess dengan rasa syukur dengan perjalanan yang penuh cerita ini. selamat beristirahat kawan. waktunya kembali ke rutinitas normal lagi.

Semarang, 7 Desember 2014
@ZuhriUtama

Jalan Jalan : Goes to Solo part 1

setelah bulan november lalu saya habiskan di magelang. kini saya ditugaskan oleh kantor ke Semarang hingga 25 desember nanti. setelah seminggu di Semarang, partner kerja saya memutuskan kembali ke Jakarta menggunakan bis weekend ini. saya memutuskan untuk ke Solo. selain karena ada undangan pernikahan kawan di Boyolali, saya juga ingin mengeksplorasi kota Solo lebih jauh.

Sabtu, 6 desember 2014
Dari mess kantor di kawasan industri Wijaya Kusuma, saya berangkat pukul 6 pagi setelah sarapan setangkup roti tawar. menuju terminal mangkang dengan angkot, setiba disana kondisi terminal sangat lengang. padahal klo dilihat dari segi fasilitas dan tempat, terminal mangkang sangat lengkap dan luas. penumpang lebih suka menunggu di gerbang keluar terminal mangkang. padahal didalam ada banyak kursi yang lebih nyaman untuk menunggu.
suasana terminal mangkang yang lengang
cukup lama menunggu bis Semarang - Solo. jam 8.30 saya baru mendapat bus PO. Muncul yang baru tiba. ternyata ada kemacetan panjang dari gerbang tol krapyak menuju mangkang karena ada pembetonan jalan. saya pun memilih bangku di belakang supir. tarif bis semarang - solo dari mangkang seharga 30rb rupiah.

awalnya tujuan saya ke Solo untuk janjian dengan mbak Asih (anggota geng D'Jepiters yg hijrah ke kampung halamannya di Boyolali). tapi setelah komunikasi lagi via whatsapp, akhirnya kami janjian di terminal Boyolali. memang niat saya adalah ke Boyolali untuk mencicipi kuliner Boyolali yang belum rampung (cerita kuliner boyolali disini). pukul 11.00 siang akhirnya saya tiba di terminal Boyolali. setelah menunggu mbak Asih, kami pun meluncur dengan sepeda motor menuju warung makan iga bakar di pusat Kota Boyolali di sekitaran jalan Merapi (koq saya lupa nama warungnya y :D)

yeay, ternyata warungnya buka. memang mbak Asih bilang ternyata klo ahad itu warungnya tutup sehingga saya memilih Sabtu kesana. segera saja saya memesan Iga bakar dan Iga bakar penyet untuk mbak asih.
warung makan iga bakar boyolali
wuih, benar saja. porsinya memang lebih besar dari yang kemarin saya makan. rasanya pun lezat dengan rasa lembutnya daging yang lunak. semangkuk kuah sop pun menemani iga bakar. namun sayang, kuah sopnya terasa hambar. kurang berbumbu dan kurang panas. tapi saya tetap menikmati iga bakarnya.
Iga Bakar dan Iga Bakar Penyet
setelah kenyang menikmati kuliner boyolali, kami pun menuju masjid untuk sholat dzuhur kemudian berangkat menuju solo. setelah 30 menit berkendara motor, kami pun tiba di Surakarta, yup nama lain dari kota solo. kami pun berkeliling kota solo tanpa tujuan. kota solo sangat mudah dijelajahi. dengan akses masuk dari boyolali menuju solo hanya ada satu jalan utama yaitu jalan Slamet riyadi yang menembus kota solo hingga gedung walikota Solo. jalan satu arah ini diapit oleh berbagai toko dan pusat belanja kota Solo yang makin modern. beberapa pusat tempat umum berada di sepanjang jalan ini seperti Solo Square, Stasiun Kereta Purowsari, solo Grand Mall, taman sriwedari, museum batik danar hadi dan banyak lagi.

di tengah jalan pun saya bertanya adakah es yang khas solo disini? mbak Asih pun menawarkan Es Dawet Selasih yang ada di Pasar Gede. saya pun segera berujar setuju dan kami pun menuju pasar Gede. setelah memarkir motor di depan pintu masuk pasar Gede Solo, kami lurus ke belakang pasar di sisi kanan dan tiba di sebuah kios diantara kios-kios pasar yang berjualan beraneka rupa dengan aroma yang semerbak pula.
Pasar Gede Solo
awalnya saya cukup tidak tahan dengan aroma yang kurang enak ini. namun saya tahan untuk bisa mencicipi es dawet selasih ini. setelah memesan dua mangkok, kami pun menyantap es dawet selasih yang (kata mbak asih) sempat diliput oleh media tv. disajikan dengan mangkok kecil, es dawet selasih menggunakan dawet hijau dan kuah santan. tak lupa selasih yang bercampur didalamnya memberikan tekstur renyah saat disantap. rasanya cukup nikmat selama anda bisa mengabaikan aroma disekitaran pasar.
es dawet selasih
seusai menyantap es dawet selasih, kami pun menuju keraton surakarta. langit kota solo mulai gelap tanda sebentar lagi hujan akan turun. kami pun bergegas menuju keraton surakarta. melewati gerbang masuk menuju alun-alun yang sedang ramai karena adanya acara Sekaten. didepan gerbang masuk keraton sedang ada prajurit keraton berpakaian rapi dan lengkap sedang proses syuting entah untuk apa. kami pun menuju museum keraton surakarta yang masih bagian dari keraton dan terbuka untuk umum.
gerbang masuk alun-alun solo
sesampainya di museum, kami membayar tiket seharga 10rb rupiah per orang. museum ini berisikan berbagai barang milik keraton mulai dari furniture, senjata, kereta kuda dan berbagai hal yang berkaitan dengan keraton surakarta. kami pun melampiaskan nafsu narsis disini. hahaha
patung prajurit keraton surakarta

galeri museum keraton surakarta

lorong museum keraton surakarta
mbak asih di salah satu sudut taman di tengah museum

peralatan memasak milik keraton
 setelah puas menjelajahi setiap sudut museum, kami pun menuju area keraton surakarta. sebelum masuk, kami harus melepas sendal namun jika anda menggunakan sepatu malah diperboleh (loh koq gt?). memasuki area keraton, terlihat seorang abdi keraton sedang merawat taman. area pengunjung tidak terlalu luas namun cukup memberikan gambaran suasana keraton. area pengunjung dibatasi dengan papan informasi dilarang melintas dan memasuki area keraton lebih dalam.
menuju area keraton surakarta
dari gerbang menuju area keraton, kami langsung melihat sebuah menara tua berwarna biru yang indah dan menjulang. sangat cantik dan terawat. di sebelah kiri terdapat pendopo-pendopo dengan lampu kristal yang diselimuti kain demi menjaga lampu kristal agar tidak berdebu. lapangan di depan aula utama dipenuhi pohon-pohon yang tertata rapi. aula keraton pun dibatasi dan tidak bisa dimasuki pengunjung.
memasuki area keraton surakarta
di depan aula utama keraton surakarta

area di depan aula utama
setelah berpuas diri menikmati suasana keraton surakarta, kami pun menuju pasar klewer tak jauh dari keraton. langit sudah mulai meneteskan air. kami bergegas melewati lorong jalan keraton dan tiba di pasar klewer dengan kondisi sedikit basah kuyup (karena sempat bingung mencari jalan. hahaha). suasana pasar klewer sangat ramai. berbagai macam produk batik dijajakan disini. target saya adalah sebuah tas laptop batik untuk laptop kesayangan (sampe dibilang istri pertama. hahaha) dan juga sebuah celana batik yang sudah lama saya idam-idamkan.
tas laptop batik
hujan pun mengguyur desar kota solo, kami pun menuju masjid agung untuk sholat ashar. masuk melalui pintu samping, saya dan mbak Asih pun berpisah menuju area pria dan wanita. karena hujan, kami tidak bisa berfoto narsis di lapangan depan masjid agung.
gerbang utama masjid agung

menara masjid agung

ruang utama masjid agung

selasar masjid agung
setelah menunggu hujan reda, meskipun gerimis masih terus berlanjut, kami pun menuju tempat kuliner kota solo karena efek lapar setelah berkeliling kota solo. setelah ditawari berbagai macam kuliner khas solo sama mbak asih seperti Timlo, Tengkleng, Sate Buntel. saya pun memilih Timlo yang sepertinya cocok dengan lidah saya.

lokasi warung makan Timlo cukup jauh dari pasar klewer, kami harus menuju utara melewati sisi kiri solo dari selatan karena jalan utama hanya satu arah. setelah berbasah-basahan sepanjang jalan, akhirnya kami tiba di warung Timlo. saya pun memesan Timlo sosis telor dan mbak Asih memesan Timlo Komplit berisi ati ayam, ampela, sosis dan telor, saat Timlo disajikan, saya bertanya ke mbak Asih, mana sosisnya, wah penipuan ini. ternyata yang dinamakan sosis di solo berbeda dengan sosis modern yang biasa saya makan. hahaha. agak susah dijelaskan seperti apa tapi foto cukup memberikan penjelasan lebih lengkap. oiya, telornya adalah telor bebek ya.
menikmati Timlo di waktu hujan di kota solo

Timlo Sosis Telor. (yang berbentuk persegi panjang itulah yang namanya sosis :D)
alhamdulillah, hasrat lapar sudah reda. sudah pukul 5 sore, kami pun segera bergegas mencari hotel untuk saya menginap malam ini (gak enaklah cowo nginep dirumah cewe kan y). setelah sedikit browsing di internet, kami pun mencari di daerah sisi luar kota solo agar lebih murah. beberapa hotel memasang tari diatas 150rb rupiah untuk kamar standar yang tersisa. saya pun mencoba mencari yang lebih murah karena memang hanya sekedar untuk tidur saja. setelah tak kunjung dapat, saya hendak memutuskan mencari di boyolali saja tapi mbak Asih bilang untuk mencoba sekali lagi di sekitaran solo Grand Mall.

ah, mana mungkin ada hotel murah didekat pusat perbelanjaan strategis seperti itu. tiba-tiba mata saya tertuju pada sebuah plang hotel bertuliskan "Hotel Sri Laras" yang berada di jalan samping grand mall. melihat kondisinya saya yakin ini hotel murah (hahaha, berantakan bo!) dan setelah meminta mbak Asih bertanya dan ternyata tarifnya 100ribu per malam, saya langsung setuju.

saya ditawari untuk mengecek kondisi kamar. hmm, not bad. cukup nyaman bagi saya daripada harus tidur di masjid. setelah membayar DP dan meletakkan tas, saya pun bergegas mengantarkan mbak Asih pulang ke Boyolali dengan suasana yang masih gerimis. setelah menerobos jalan solo-boyolali dalam kondisi gerimis, kami pun tiba di rumah mbak Asih dan saya pun segera pamit kembali ke solo. sekarang saya kembali dengan menggunakan jas hujan yang tadi sempat tertinggal (makanya kami hujan-hujanan. hahaha).

fiuh, alhamdulillaah. puas sudah menjelajahi kota solo, esok waktunya kondangan di Boyolali dan kami berencana setelah kondangan untuk pergi ke Candi Cetho, Karanganyar yang merupakan salah satu destinasi wisata di kota Solo.

Solo, 6 desember 2014
@ZuhriUtama