Pages

Ads 468x60px

30 April 2015

I am Coming Home

gambar : http://tomcopelandblog.typepad.com/


huaaahhh...... waktu yang dinanti, saat yang ditunggu, moment yang diharapkan akhirnya tiba juga. saya pulang mamah.

sebenarnya saya memang rutin pulang sebulan sekali minimal sekedar untuk mengingatkan bahwa saya masih punya keluarga di jakarta namun kepulangan saya biasanya hanya sekedar saat weekend ditambah cuti dan kembali lagi. tapi kepulangan ini berbeda. saya akan pulang, benar-benar pulang. mengosongkan lemari dan memasukkan semua barang yang bertambah selama berada di semarang.

sudah 5 bulan saya berada di Semarang, sebulan lagi makan genaplah saya setengah tahun di Semarang tapi saya tidak suka yang genap saat ini, sekarang saatnya pulang. semakin dinanti maka semakin kuat perasaan bahagianya saat momen itu tiba.

bertugas selama di Semarang coret (karena bukan di kota tapi di perbatasan semarang barat), membuat hidup saya berubah 180 derajat. jauh dari pusat keramaian, makanan yang menurun kualitas, kebiasaan yang harus diperbaiki dan lebih teliti merawat diri sendiri.

memang tidak ada jaminan bahwa saya tidak akan kembali lagi ke semarang tapi setidaknya saya akan tinggal lebih lama di jakarta untuk kembali merasakan hiruk pikuk kota jakarta. saya menyukai keramaian maka hidup di suatu tempat terpencil membuat saya seperti kehilangan telinga. tak ada gemuruh kendaraan, teriakan anak-anak di jalan, terompet tukang jualan dan berbagai suara yang dengan rajinnya menepuk-nepuk gendang telinga saya.

tas sudah penuh terisi, meski beberapa buku tidak lagi mampu dijejalkan ke dalamnya. saya hanya berharap kawan saya yang masih di semarang mau mengirimkan bukunya melalui paket pengiriman ke rumah saya di jakarta. lalu ada beberapa kotak makanan yang setiap kali saya berangkat ke semarang, ibu saya selalu membuatkan lauk kering yang tahan lama agar saya bisa mendapat variasi makanan yang tidak itu-itu saja (baca : mie. tinggal pilih rasa apa).

tapi setiap tempat punya kenangan dan setiap kejadian punya pengalaman. mungkin saat saya kembali ke jakarta dan merindukan semarang, saya akan menuliskan daftar kenangan dan pengalaman yang tidak saya dapatkan di jakarta.

sampai jumpa di jakarta.

@ZuhriUtama
Semarang, 30 April 2015

29 April 2015

CERPEN - Hadiah Untuk Bunda



"Buuunnn...... Bundaa........" Luna terlihat gelisah sambil membongkar isi tas sekolahnya yang sudah dirapikan semalam. seingatnya, ia sudah memasukkan semua perlengkapan sekolahnya hari ini. "Buuun...... pensil warna luna ngga adaa......" Luna merengek saat melihat Bundanya tergopoh mendatangi Luna yang terlihat berantakan di lantai kamar. di kamarnya sudah berserakan buku, pensil dan kotak makanan yang seharusnya sudah tertata rapi didalam tas. "Loh, kan semalam kamu sendiri yang merapikan tas kamu. ayo Luna bergegas. mobil jemputan sebentar lagi datang. ayah sudah berangkat duluan tadi karena ada rapat pagi-pagi" Bunda membantu memasukkan peralatan sekolah ke dalam tas Luna. "Iyaaa.... Luna ingat sudah memasukkannya ke tas semalam. tapi sekarang ngga ada..." Luna memasang wajah cemberut sambil merapikan tasnya kembali. "Buun..... belikan pensil warna yang baru y. yang seperti punya Dina. pensil warnanya bagus dan ada kuasnya untuk melukis. belikan ya bunda ya...?" Luna memeluk lengan Bundanya yang berjongkok sambil menatap anak perempuan satu-satunya yang baru duduk di bangku TK.


"Maaf ya Luna. pensil warna kamu kan baru seminggu lalu dibeli. mungkin kamu lupa memindahkannya atau terselip disuatu tempat. hari ini kamu pinjam punya teman kamu dulu ya" Bunda mencoba membujuk Luna. Ia juga membantu Luna semalam saat membereskan Tas Sekolahnya. Ia tak mau Luna berangkat dengan perasaan kecewa namun Ia juga tak ingin terburu-buru mengabulkan permintaan Luna. Bis Jemputan sudah membunyikan klaksonnya di depan rumah. Luna berlari meninggalkan Bundanya yang masih merapikan barang-barang lain yang terkena imbas kekesalan Luna. Luna masuk ke dalam bis jemputan tanpa memeluk dan mencium Bundanya seperti biasanya saat ia berangkat ke sekolah. Luna kecewa dan marah, Bunda tidak mau membelikan pensil warna baru untuknya padahal Luna senang sekali mewarnai. Ia tidak suka menggunakan pensil warna orang lain. Bunda pun tak sempat mengejar Luna yang belum memberikan pelukan dan kecupan dipipinya pagi ini. Bis jemputan hanya meninggalkan kepulan asap yang menandakan mereka baru saja berangkat sedetik yang lalu.


Hari ini Luna tidak bersemangat sekolah. jadwal hari ini adalah kelas seni dan agama. saat kelas seni, Luna tak bersemangat saat mewarnai gambar masjid yang diberikan oleh ibu guru. Dina teman sebangkunya menawarkan pensil warna miliknya yang masih baru untuk digunakan bersama-sama dengan Luna. Luna menolaknya, Ia ingin menggunakan pensil warna miliknya sendiri. Akhirnya Luna hanya mewarnai masjidnya dengan pensilnya sehingga gambarnya hanya terlihat hitam putih. Ibu guru mencoba membujuk Luna untuk mau menggunakan milik temannya tapi akhirnya pasrah dan membiarkan Luna mencoret-coret gambar masjidnya sambil tetap memasang wajah cemberut seperti saat merengek di rumah tadi pagi.


Ibu guru bergegas mengumpulkan hasil karya murid-murid TK Az-Zahra. Luna menyerahkan gambar masjid dengan kubah berwarna hitam dan pohon berdaun hitam. Ibu guru hanya tersenyum lantas mengusap kepala Luna "Warna yang bagus Luna. apalagi jika kamu menambahkan lain kedalamnya." Ibu guru tersenyum melihat wajah Luna yang masih sedih. Dina - kawan sebangkunya - tetap berusaha menghibur Luna dengan menawarkan pensil warnanya untuk dipinjam Luna di kelas seni berikutnya. Luna menunduk diam di mejanya.


"Nah, setelah kita mewarnai gambar masjid. sekarang kita akan belajar menghafal doa ya anak-anak" Ibu guru dengan antusias mengajak murid-muridnya membereskan peralatan mewarnai dan mengubah kursinya agar menghadap ke depan kelas. "Iyaaa buu guruu......" Dina menjawab dengan antusias sementara Luna tetap diam membisu menatap lantai. "Hari ini, kita akan menghafal doa untuk kedua orang tua. siapa yang sudah hafal?" sebenarnya Luna sudah hafal doa itu. Bunda selalu mengajaknya berdoa ketika selesai sholat. Jika bukan karena pensil warnanya yang hilang, mungkin Luna sudah mengangkat tangan saat Ibu guru bertanya. tapi ia tidak bersemangat saat ini. Ibu guru membacakan perlahan doa untuk kedua orang tua sementara murid-murid mengikuti ucapan Ibu guru. Sesekali Ibu guru mengajak Luna untuk ikut membaca, tapi sepertinya Luna memang tak mau dinganggu dulu.


Sebagian murid sudah menghafal doa tersebut. Ibu guru memang mengajarkan hafalan doa dengan irama yang menyenangkan sehingga murid-murid pun menghafal dengan riang. Dina sendiri sudah sejak tadi membaca doa untuk kedua orang tua sambil asik menyantap roti makan siangnya. Ibu guru mengingatkan Dina untuk tidak berbicara saat makan. Luna menghabiskan serealnya tanpa berkata apa-apa. Dina menawarkan roti miliknya namun Luna hanya menggeleng. Dina pun kembali asik membaca setelah ia menghabiskan roti miliknya. setelah semua peralatan makan sudah dimasukkan ke dalam tas, Ibu guru menutup kelas hari ini dengan lagu perpisahan sambil bertepuk tangan.


Luna merapikan tali tas ke bahunya dan berjalan gontai keluar kelas. beberapa murid berlari mendahuluinya sambil menggoda Luna yang tetap cemberut sepanjang hari. Ibu guru mengusap lembut kepala Luna. "Luna, apa kamu masih marah dengan Bundamu?" Ibu guru berjongkok di sebelah Luna sambil memegang kedua bahu Luna. Luna menundukkan kepala, wajahnya masih sedih. "Bunda tidak sayang dengan Luna. Bunda kan tau kalau Luna suka mewarnai" akhirnya Luna menyampaikan juga kekecewaannya. Bulir air mata sudah menggenang di pelupuk matanya. Bu guru pun memeluk Luna lalu menatap Luna yang masih menunduk. "Luna, Bunda pasti sayang sama Luna. mungkin saat ini Bunda sedang sibuk mencari pensil warna Luna. Bunda juga sedih melihat Luna berangkat tanpa mengecup dan memeluk Bunda Luna seperti biasanya". Ibu guru sudah mengetahui kejadian tadi pagi di rumah ketika Bundanya Luna menghubunginya sebelum bis jemputan tiba di sekolah. jadi dia memaklumi Luna yang seharian tidak bersemangat sekolah.


Kini Luna sudah meneteskan air matanya. Ia memang marah kepada Bundanya tapi ia juga sedih karena telah membuat bundanya sedih karena ia tidak memeluknya Bunda pagi ini. biasanya saat berangkat, Luna selalu memeluk dan mengecup pipi Bunda sebelum berangkat. Bundanya pun akan menjawil pipi Luna sebelum Luna naik bis jemputan. Luna pun berjanji akan meminta maaf kepada Bunda saat datang menjemput nanti. harusnya sebentar lagi Bunda akan tiba di depan gerbang sekolah. Ia memang tak ikut bis jemputan saat sepulang sekolah. Bundanya akan menjemput sepulang dari pasar seperti biasanya.


"Nah, itu Bunda kamu sudah datang". Luna mengangkat wajahnya. Ia mencoba mengusap kedua matanya dengan lengan bajunya. Ia sudah kangen untuk memeluk dan mencium Bundanya. Ibu guru tersenyum dan melepas Luna yang bergegas berlari menuju Bundanya yang tersenyum sambil menatap putrinya yang berlari ke arahnya. Bunda segera berjongkok dan menangkap Luna yang memeluk leher Bundanya dengan erat. Ia bisa mendengar isak tangis putrinya beserta air mata yang terasa hangat di tengkuknya. "Maafin Luna Bundaaa..... Luna tidak akan meminta pensil warna baru. Luna akan pinjam saja punya Dina. Bunda simpan saja uang Bunda. Nanti Luna akan beli dengan uang tabungan Luna jika sudah cukup". Luna berkata sambil terisak di pelukan Bundanya.


"Iyaaa... Maafin Bunda juga ya cantik. oiya, bunda punya hadiah untuk kamu...." Luna seketika melepas pelukannya. Ia menatap wajah Bunda yang juga memerah menahan air matanya. Bunda tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dari tas belanjaannya. Mata Luna membulat dan wajahnya tak bisa menahan rasa senangnya. Bukan, hadiah dari Bunda bukan sekotak pensil warna baru. Bunda membelikan sebuah buku gambar dengan sampul bergambar pemandangan alam. Luna memang senang mewarnai alam. karena di alam, Luna bisa menggunakan berbagai warna sesuka hatinya. Luna memeluk buku gambar barunya kemudian mengucapkan terima kasih kepada Bunda. "Bundaa... makasih hadiahnya. Luna suka sekali buku gambarnya. tapi bagaimana Luna akan mewarnainya? oiya, nanti Luna bawa ke sekolah saja dan mengajak Dina untuk mewarnai bersama"


Luna sudah ceria kembali. Ia sudah merelakan pensil warnanya. Ia akan bersabar untuk menabung uang jajannya agar bisa membeli pensil warna baru. "Kamu bisa mewarnai bukunya dirumah... Ternyata pensil warnanya terbawa oleh ayah. semalam ayah meminjam pensil warnamu untuk mewarnai desain gambar namun lupa mengembalikan ke tasmu karena terburu-buru tadi pagi" Bunda menjelaskan penyebab Luna hari ini tidak menemukan pensil warnanya di tas sekolahnya. Bunda pun memeluk Luna dan menyampaikan permohon maaf dari Ayah yang baru sadar ketika Bunda menelpon Ayah tentang pensil warna Luna yang Hilang.


Luna semakin senang. ternyata pensil warnanya hanya terbawa oleh Ayahnya. Luna pun senang lalu ia berbisik ke telinga Bundanya. "Bun... Luna juga punya hadiah untuk Bunda." Luna tetap memeluk Bundanya sambil kemudian kembali berbisik.


"Robbighfirlii Waliwaa lidayya Warhamhuma kamaa rabbayaani Shoghiiroo.... yaa allaah, ampunilah aku juga ayah dan bundaku. sayangilah kedua orangtuaku seperti mereka menyayangiku di waktu kecil... aamiiin.."


Bunda tak mampu menahan airmatanya, ia terisak sambil memeluk Luna yang sudah memeluknya lebih erat. Ibu guru masih berdiri di depan pintu kelas sambil menyaksikan kejadian tersebut sejak tadi. Ibu guru pun menghampiri Luna dan Bundanya yang kini sudah merapikan barang-barangnya dan bersiap pulang. "Luna, ini gambar masjid dari Ibu guru. kamu boleh mengulang mewarnai gambarnya dan menyerahkan besok ke Ibu guru. Warnai yang cantik ya nak" Ibu guru mengusap rambut Luna dan menyerahkan gambar masjid yang baru ke Luna. Luna pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru atas gambar masjidnya. kini Ia bisa memperbaiki gambar masjid yang tadi hanya berwarna hitam putih.

@ZuhriUtama
Semarang, 29 April 2015

CERPEN - Pintu Ikhlas


baca kisah sebelumnya - pintu hati

"Permisi kakak...... bisa minta waktunya sebentar". sejenak ku hentikan langkahku yang tergesa-gesa. tidak, aku sedang tidak dalam satu urusan apapun. namun hawa panas kota semarang memacu tubuhku untuk segera menemukan tempat teduh untuk menurunkan suhu badan yang mendidih di kepala. riuh rendah keramaian jalan raya di sekitar simpang lima memang tak pernah sepi apalagi di waktu akhir pekan seperti ini. meski panas, para masyarakat kota semarang tetap sibuk beraktifitas di luar rumah mencari hiburan. sekedar menonton film terbaru ataupun menikmati kudapan lezat dari restoran dan foodcourt di kawasan simpang lima semarang.


ku tengok anak muda dengan gaya kekinian yang tadi menyapaku. "hah, sejak kapan saya punya adik di semarang". gerutuku karena harus berhenti di tengah terik panas siang hari. kota semarang yang berada di pesisir utara pulau jawa merupakan ibukota provinsi jawa tengah. dihubungkan dengan bandara international ahmad yani dan pelabuhan tanjung mas, kota semarang menjadi salah satu kota industri yang digerakkan perekenomiannya oleh industri-industri di sekitar kota semarang seperti kawasan industri candi dan kawasan industri wijayakusuma.


"maaf kakak, boleh minta waktunya sebentar?" sambil tetap memasang wajah ceria meski peluh diwajahnya terlihat jelas. "ya, ada apa?" aku coba menahan diri untuk tidak berlaku kasar meski ku jawab dengan wajah datar. "kami dari yayasan sosial ingin menawarkan voucher diskon seharga seratus ribu yang uangnya akan menjadi donasi untuk yayasan sosial ini. voucher ini bisa digunakan diberbagai restoran kak. gmn kak? mau membantu kami?" ucapnya cepat namun teratur. aku pun menggelengkan kepala "maaf, tidak. terima kasih".


aku pun berlalu meninggalkan pemuda yang tidak sempat menjawab perkataanku dan segera menepi di sisi tembok pembatas masjid baiturrahman semarang. kawasan simpang lima memang menjadi pusat kota semarang. terdapat masjid baiturrahman dan 2 mal besar dengan sebuah lapangan luas di tengah kawasan simpang lima. aku segera memasuki sebuah mal yang tak jauh dari masjid. "fiuh..." rasa dingin menjalari dari ujung kepala hingga kaki. setelah sejenak menarik nafas dan menurunkan suhu tubuh, ku langkahkan kaki menuju foodcourt yang berada di lantai paling atas.


sudah sebulan sejak kejadian saat aku menemukan sebuah kunci dengan gantungan berbentuk inisial huruf F dan tulisan "PGSD UNNES" di bis jurusan semarang solo saat aku berakhir pekan ke kota solo. sejak saat itu, beberapa kali ku coba mendatangi gedung PGSD UNNES sekedar berharap bisa menemukan wanita berjilbab biru itu disana. entahlah, tidak bisa dibilang suka juga. namun ada perasaan mengganjal untuk segera mengembalikan kunci ini. jemariku masih menggenggam gantungan kunci tembaga berbentuk huruf F. sambil menunggu pesanan mie goreng jawa di salah satu kedai, ku raba tepian ukiran tembaga itu. meraba-raba ingatan dan mencoba mencari jawaban siapa nama pemiliknya. berinisial huruf F dan kuliah di PGSD UNNES.


"permisi....." seorang wanita paruh baya meletakkan sepiring mie goreng jawa panas yang masih mengepulkan asap. ku biarkan mie itu mendingin dulu. "Maaf, mau minum apa mas?", wanita itu menawarkan menu minuman yang tadi belum sempat aku pesan. "air mineral saja mbak..." ucapku sambil mengembalikan menu. ku alihkan pandanganku ke gantungan bertuliskan "PGSD UNNES". aku masih asyik menatap kedua gantungan tersebut dan menikmati potongan memori mimpi saat itu.


"permisi mas.... maaf".


"letakkan saja di meja mbak" ucapku tanpa mengalihkan pandangan dari gantungan kunci di kedua tanganku. wanita yang berdiri disampingku masih berada disana dan tidak juga meletakkan minuman tersebut. "maaf mas...." ku letakkan gantungan kunci tersebut dan mengangkat wajahku ke wanita yang berdiri disamping meja. ternyata bukan pelayan tadi, wanita ini masih muda. dalam balutan kerudung merah muda polos, dia tersenyum dan berusaha menunjukkan sikap minta maaf karena mengganggu. tubuhnya dibalut jaket kampus kuning dengan emblem hitam disebelah kiri dada dan kaus hitam didalamnya. ini kan jaket mahasiswa UNNES. aku tidak mengenalnya, wajahnya terlihat asing. "owh, maaf. saya kira mbak-mbak tadi. iya ada apa mbak?". usianya terlihat muda mungkin sekitar 20 tahun.


akhirnya ku persilahkan dia duduk dan menunggu ia menyampaikan maksudnya. "maaf ya mas ganggu. nama saya dini. saya tadi tidak sengaja lewat meja mas dan melihat gantungan kunci di tangan mas. mirip dengan milik saya. klo boleh tau, mas dapat darimana ya?". aku terkesiap, tak sadar mataku sudah menatap gantungan kunci yang ada di meja. ku tatap kembali gadis yang duduk didepanku. "ee...ee.... owh, ini punya kamu?" tiba-tiba aku kehilangan kata-kata. "mmm... mirip sich mas. makanya saya nanya dulu. takutnya cuma mirip aja" dia meringis kecil sambil menggaruk kepalanya. "owh, ini saya temukan di bis waktu mau ke solo. ada seorang wanita yang menjatuhkannya saat turun di terminal salatiga" ucapku sambil berusaha meyakinkannya untuk bersikap santai. "ini memangnya punya kamu? karena seingat saya, waktu itu mbaknya beda. jadi saya agak bingung tadi".


dia pun kembali memperbaiki posisi duduknya. "owh, mungkin itu kakak saya mas. memang waktu itu kunci saya dibawanya waktu mengunjungi saya di semarang". "lalu inisial F ini nama kakak kamu?" ups, sepertinya aku terlalu lancang bertanya hal itu. tapi tak apalah, sudah kepalang diucapkan. "owh, itu inisial nama saya. lengkapnya Fina Andini. biasanya dipanggil dini tapi klo dirumah dipanggilnya fina. he.." dia masih menjawab sambil meringis. sepertinya memang dia gadis periang pikirku.


akhirnya terjawab sudah pertanyaan selama sebulan ini. setelah aku menyerahkan kunci beserta gantungan kunci berbentuk huruf F dan tulisan PGSD UNNES, dini menjelaskan potongan-potongan puzzle yang selama ini aku bayangkan. ternyata kunci ini milik adik wanita tersebut. adiknya adalah mahasiswi PGSD UNNES angkatan 2014 yang saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir. saat itu kakaknya baru kembali dari bandung karena bekerja disana dan mampir di semarang untuk menjenguk adiknya.


"oiya, saya janjian dengan kakak saya disini. saya juga sedang menunggunya. dia juga sempat khawatir karena menghilangkan kunci berserta gantungannya. sebenarnya kunci itu hanya kunci lemari kost aja. tapi gantungan itu adalah pemberian dari almarhum ayah saya. makanya saat pertama melihat ada di tangan mas, saya langsung mengenalinya". kami masih mengobrol sebentar sampai akhirnya gadis itu berdiri dan berlari ke belakangku menuju eskalator. DEG.... wanita yang ku temui di bis waktu itu, wanita yang meninggalkan kunci dengan gantungan itu, wanita yang muncul di mimpi itu.


mereka berjalan menuju arah ku. wanita itu terlihat lebih cantik dari terakhir bertemu. wajahnya masih bulat cerah. kini dia memakai pashmina hijau tosca dan gamis hitam polos. adiknya memeluk lengan kakaknya sambil terlihat bercerita dan sesekali melihat ke arahku. aku pun berdiri dan mencoba tersenyum senormal mungkin meski rasanya wajahku sudah tidak karuan bentuknya. antara senang dan malu karena mengingat dia yang tertidur saat itu. aku mempersilahkan mereka duduk dan dini pun menjelaskan tentang aku yang sudah menemukan kunci tersebut. dia hanya tersenyum lalu mengatakan rasa terima kasih karena telah menyimpannya.


"oiya mas.... saya sampai lupa nanya nama mas. namanya siapa mas" dini bertanya sambil tetap memeluk lengan kakaknya. "oiya, saya juga lupa memperkenalkan diri. nama saya anto." saya pun memperkenalkan diri. "owh mas anto. oiya mas, ini kakakku namanya Rina. kak Rina waktu itu pulang ke salatiga karena minggu depannya akan menikah. oiya itu suami kak Rina" ujar Dini sambil menunjuk ke belakangku. aku mengalihkan pandangan ke meja di belakangku dan baru menyadari ada seorang pria yang juga duduk menatap kami. laki-lakiitu tersenyum ke arahku sambil mengangguk.


aku pun tersadar saat ada laki-laki yang tengah duduk sambil menyimak pembicaraan kami. setelah membalas senyuman laki-laki itu. aku pun kembali menatap kedua wanita didepanku. ternyata wanita itu sudah menikah, perjalanan kemarin adalah langkahnya untuk memulai kehidupan baru. bodohnya aku yang sudah membayangkan macam-macam dan berharap kisah seperti cerita fiksi terjadi padaku. akhirnya mereka pamit. setelah mengucapkan terima kasih yang kesekian kali, aku pun menggangguk dan mempersilahkan mereka pergi. ku tatap tiga sosok yang berjalan menjauh di depanku. gadis riang berjilbab merah muda itu sejenak berhenti dan menengok sekilas ke arahku dan tersenyum. aku pun tersenyum sendiri dan menertawakan imajinasi liarku selama ini.


"hahaha, gayamu tooo.... udah mikirin macam-macam saja". ku garuk kepalaku yang tak gatal. aku teringat mie goreng jawa yang sudah kepalang dingin itu. sepertinya pelayan tadi lupa membawakan air mineralku. akhirnya ku tandaskan rasa laparku dan segera bergegas meninggalkan tempat itu. kejadian ini akan selalu ku kenang. rasanya malu sendiri tapi tak apalah, mungkin aku terlalu banyak membaca novel.

28 April 2015

CERPEN - Kunci Hati


"hufff....." akhirnya datang juga yang dinanti. ku lihat sekilas suasana bis yang sudah hampir penuh. sebuah bangku kosong terlihat dibaris ke 4, seorang wanita setengah baya sedang sibuk dengan smartphonenya. aku pun meminta izin untuk duduk disebelahnya, dia memintaku duduk didekat jendela.


cuaca pagi ini mulai terasa panas. sudah sejak jam 6 pagi, aku menunggu bis. jika bukan karena semalam aku tidur terlalu larut, aku masih bisa mengejar bis pagi. namun ternyata lagi-lagi aku kesiangan. setelah menunggu hampir 1 jam, bis pun datang dari kejauhan. beberapa orang yang menunggu sudah tidak sabar menanti kedatangan bus tersebut.


bis rajawali jurusan semarang solo pun beranjak. rasa suntuk setelah bekerja selama sepekan, membuat aku memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan di kota solo. sekedar menikmati suasana baru dan mencari pengalaman baru. bis masih bergerak perlahan menyusuri jalan sambil sesekali menaikkan penumpang.


memasuki kawasan tugu, bis pun berhenti untuk menaikkan penumpang yang sudah menunggu. cukup banyak orang yang hendak berangkat menuju solo. entah tujuannya ke ungaran, salatiga atau boyolali. beberapa penumpang terus merapatkan diri ke belakang bis. bis sudah terisi penuh, seorang wanita berdiri di lorong tengah. akhirnya ku putuskan untuk memberi tempat dudukku, ia pun berterima kasih dan menempati bangku tersebut.


bis kembali melaju dan segera menggerung pelan memasuki tol. tak terlalu banyak penumpang yang berdiri, beberapa pria bergerombol di belakang bis. aku pun menatap barisan kendaraan yang saling mendahului. jalan tol terlihat cukup ramai dengan kendaraan pribadi. sesekali mobil dengan plat B melintas.


sekilas ku lirik wanita yang masih asik dengan smartphonenya, mungkin sedang asyik mengobrol di grup online. wanita yang menempati tempat dudukku lebih sibuk menatap pemandangan dari jendela. aku tak bisa melihat wajahnya, tangan kirinya menopang wajahnya yang menempel ke jendela. aku menebak usianya tak jauh dariku, sekitar 28 tahun. jilbab biru muda menutupi kepala hingga seluruh tubuhnya. sekilas aku menyadari tak baik menatap seseorang khususnya lawan jenis seperti itu. akhirnya ku alihkan wajahku dan melihat sekilas gerombolan pria di belakang yang cukup membuat kegaduhan.


bis pun sudah keluar dari tol dan memasuki kawasan banyumanik. dari sini, bis akan menyusuri jalan utama penghubung antara semarang dan solo melewati ungaran, salatiga, dan boyolali sebelum memasuki kota solo. penumpang semakin bertambah, beberapa penumpang wanita pun harus berdiri. aku hanya bisa menatap kasian melihat seorang ibu harus berdiri di area depan.


wanita berjilbab biru itu sepertinya sudah tertidur, aku menyibukkan diri mengecek pesan di grup whatsapp yang ramai dengan cerita liburan teman-temanku. diskusi seru di grup whatsapp mengalihkan keramaian bis yang terus bergerak. beberapa penumpang turun dan berganti dengan penumpang yang masih berdiri. ku lirik ibu yang berdiri di depan telah mendapatkan tempat duduknya.


tak terasa, bis sudah memasuki kota salatiga. wanita yang tadi sibuk bermain smartphone pun bangun dari kursinya dan segera turun. akhirnya aku bisa meluruskan kaki yang sudah berdiri sejak dari semarang tadi. wanita yang duduk didekat jendela pun memperbaiki posisinya dan sekilas kami saling melihat. aku pun tersenyum dan memberi anggukan kecil.


bis pun melintasi kota salatiga dengan perlahan, beberapa penumpang sudah bersiap untuk turun ketika kondektur bis meneriakkan "TINGKIR.... TINGKIR" yang merupakan nama terminal yang berada di selatan kota salatiga. wanita disebelahku pun meminta izin untuk keluar, ternyata ia turun di terminal ini. tak ada penumpang yang berdiri, akhirnya aku memindahkan posisi duduk berada di dekat jendela. ku lihat wanita itu menuju bangku terminal. bis tak lama berhenti, para penjaja makanan pun segera turun dan bis pun meninggalkan terminal untuk melanjutkan perjalanan.


saat aku sedang memperbaiki posisi dudukku, ku rasakan ada sesuatu yang menusuk dari lipatan kursi. ku rogoh diantara lipatan kursi dan ku temukan sebuah kunci dengan gantungan kunci berupa pahatan tembaga berwarna kuning keemasan berbentuk inisial huruf F dan sebuah gantungan bertuliskan PGSD UNNES. sepertinya ini milik wanita tadi. aku sedikit bimbang apakah harus turun dan segera kembali. mungkin dia sudah pergi. ku putuskan menyimpannya.


sepanjang perjalanan, dipikiran ku hanya seputar wanita berjilbab biru tadi. siapa dia, kunci apa ini, bagaimana menemukannya, apakah aku harus mengembalikannya. pikiran itu terus berputar dan imajinasiku terus berputar.


"mas.... mas..... mas anto.....". aku terkesiap, ternyata ada seseorang yang memanggilku. ku alihkan pandanganku dan menatap seseorang yang memanggilku. "loh... mbak. mmm.... oiya mbak. ini kuncinya ketinggalan. saya nemuin di lipatan bangku". ternyata dia adalah wanita berjilbab biru tadi. suasana bis sudah sepi dan sepertinya sudah berhenti di suatu tempat. wanita itu masih menatapku sambil tersenyum. dia pun mengambil kunci yang aku ulurkan kepadanya. dengan senyuman manis yang menghiasi wajah bulatnya, dia menyampaikan rasa terima kasih karena dia sangat khawatir ketika kehilangan kunci tersebut.


aku masih terpana menatap wajahnya. sejenak ku lihat wajahnya yang cerah dan ceria seperti sebuah bunga melati yang berada di lautan samudera berona biru muda. "terima kasih mas anto.... kamu sangat baik sekali....". ia pun segera berlalu dan menghilang dibalik pintu bis. aku tersadar dan terhenyak di kursi. tiba-tiba aku teringat, bagaimana dia bisa tahu nama aku? dan siapa namanya. aku bahkan belum sempat menanyakan siapa ia dan bagaimana ia tahu namaku. segera aku bangkit dari kursi dan mengejarnya. aku melompat dari pintu bis dan terjatuh di tanah lapang. tak ada siapa-siapa disana. kemana ia pergi dan dimana aku? tiba-tiba tanah bergetar dan aku pun terjerembab dan kepalaku pun terantuk benda keras.


bukk..... "aduh..." ku usap kepala yang terantuk benda keras. ku angkat kepalaku dan menatap seorang ibu yang duduk disebelahku dan bertanya bagaimana keadaanku. bis masih melaju cepat. ternyata aku tadi tertidur dan tak sadar sudah ada orang yang mengisi bangku kosong di sebelahku.


kakiku merasakan sesuatu yang menonjol di bawah kursi. ku temukan kunci itu tergeletak disana. mungkin terjatuh saat aku tertidur. "hmm... ternyata hanya mimpi.." gumamku kecewa. entah bagaimana caraku mengembalikannya, semoga tuhan memberikan aku kesempatan untuk bertemu dengannya suatu saat nanti.

baca kisah selanjutnya - Pintu Ikhlas

@ZuhriUtama
Semarang, 28 April 2015

20 April 2015

Negeri Para Bedebah - Tere Liye

dibeli pada ahad, 18 april 2015 @ Semarang
saya semakin menyukai karya-karya bang Tere Liye. setelah membaca novel Rindu, akhirnya saya menambah koleksi novel saya dengan judul Negeri Para Bedebah. sebenarnya sudah lama saya mengetahui novel ini namun waktu itu belum terlalu tertarik untuk memilikinya. namun akhirnya saya jadi penasaran dengan gaya bercerita bang Tere. saya pun menjadikan novel ini koleksi kedua saya.

Negeri Para Bedebah berlatar pada kisah tentang seorang laki-laki yang memiliki masa lalu yang kelam. berasal dari keluarga tionghoa yang kental akan darah pebisnis, laki-laki yang dikenal dengan nama Thomas akhirnya harus menghadapi masa lalunya kembali setelah bertahun-tahun mencoba melarikan diri.

Thomas adalah seorang konsultan keuangan professional yang dikenal mampu memecahkan masalah keuangan dengan solusinya yang cerdas. cerita dimulai saat ia harus menghadiri konferensi ekonomi dunia sebagai salah satu pembicara.

cerita pun berlanjut saat thomas kembali ke apartemennya dan mendapat kabar mengejutkan tentang permasalahan keluarganya yang semakin memburuk. dia harus memilih apakah harus menolongnya atau mengabaikannya. jika menolong, thomas harus siap menghadapi seseorang di masa lalunya yang telah menyebabkan kedua orang tuannya meninggal.

Tere Liye tidak sekedar bercerita fiksi dengan tempat-tempat yang kita kenal seperti jakarta, bali, singapore, hongkong tapi juga menyadarkan kita tentang masalah perekonomian yang saat ini sebenarnya berawal dari sebuah kertas.

jika anda menyukai cerita dengan aroma-aroma ekonomi dan uang, tak ada salahnya novel ini menjadi salah satu koleksi novel anda. selamat membaca.

Zuhri Utama
Semarang, 20 april 2015

18 April 2015

CERPEN : Inikah Cinta?

ini adalah lanjutan sebuah kisah. dari sebuah cerita singkat tentang salah sangka menjadi sebuah kisah cinta yang melewati batas dunia


INIKAH CINTA?



Seorang gadis pulang ke rumahnya. Didapatinya seorang pemuda memarkir mobil di depan rumahnya. Awalnya si gadis tidak curiga. Namun kecurigaan muncul ketika ternyata peristiwa itu berulang setiap harinya.


SI gadis diam-diam memperhatikan, tampaknya ia pemuda yang sopan, karena di mobil lebih banyak menundukkan pandangan. Ada rasa lain di hati si gadis, jangan-jangan pemuda ini sedang mencuri pandang terhadapnya, atau sedang mengamati gerak-geriknya lataran ingin melamarnya. Terselip rasa gelisah sekaligus bahagia


Jantung berdetak aneh, ketika kembali ia dapati pemuda itu memarkir mobil di depan rumahnya. Pikiranpun melayang, membayangkan ia segera menikah tanpa telat usia. Diam-diam ia juga

mengamati, “mobilnya memang sederhana...tapi tidak masalah, karena tampaknya ia pemuda baik, nyatanya lebih banyak ghadhul bashar (menundukkan pandangan) di dalam mobil.


Waktu berlalu, dan perasaan si gadis semakin terasa ada yg beda, hingga ia bertanya pada dirinya sendiri, “inikah cinta?”


Tapi ada rasa heran terselip di benaknya, jika memang pemuda itu menyukainya, kenapa tidak juga mendatangi ayahnya untuk melamar? Padahal lama sudah pemuda itu memperhatikannya? Apakah ia takut diusir ayahnya karena mobil bututnya?


Tapi melihat keseriusannya, si gadis percaya bahwa pemuda itu mencintainya


Bagimana tidak, berjam-jam lamanya ia berada di depan rumahnya, saat si gadis pergi, kemudian masuk rumah dan hendak pergi... si pemuda tetap dalam posisinya. Bisa jadi pemuda itu sering mencuri pandang terhadapnya. Sepertinya si gadis tidak bisa bersabar lagi menunggu lebih lama. Karena hari-hari berlalu ia menunggu belum juga ada perkembangan.


Hingga suatu hari ia bulatkan tekad dan keberaniannya untuk menyambangi si pemuda itu. Jika memang ingin menikahinya, agar segera berbuat sesuatu, mengetuk pintu, menemui orang

tua dan kemudian melamarnya... Pelan namun pasti, si gadis mendekati mobil itu, sementara si pemuda masih menunduk di dalam mobilnya seperti biasanya.


Dengan menahan dag..dig..dug.., si gadis bertanya,

Gadis: “Maaf..., boleh tahu, kenapa Anda sering memarkir mobil di depan rumah kami?”

Pemuda : “WIFI di rumah Mbak tidak diberi password, jadi saya numpang internetan di sini setiap hari.”

Gadis : “Apa....???”

# hadeh!..., pantesan ghadhul bashar, orang mantengin laptop.


-- CONTINUED by @ZuhriUtama --


Ketika menaikkan pandangan. Pemuda itu terdiam. Ternyata selama ini ia luput melihat ad seorang wanita dirumah itu. ia terlalu khusyuk menatap laptopny hingga tak menyadari. Seorang wanita sering melihatny di dalam mobil.

Ikhwan itu pun meminta maaf lalu pergi

keesokan harinya, seseorang mengetuk pintu rumah tersebut. Sang wanita berharap itu pemuda yg sudah sepekan ini tak lagi menumpang internet drumahnya.

Entah knp bgitu ia berharap pemuda itu kembali lg. Ia pun segera turun dr kamarny di lantai dua. Melangkah cepat melompati dua anak tangga sekaligus. Hingga ia pun tiba di depan pintu

Sedikit terengah2, sang wanita merapikan jilbabnya. Tak lupa ia atur nafas dan memutar kenop pintu yang tiba2 terasa dingin saat menyentuhnya

"loh, ayah?". Koq sudah pulang jam segini. Aq kiraa......"

Ia tak meneruskan kata2nya. Sang ayah menatap heran putrinya yang biasanya sibuk di kamar kini membukakan pintu.

"kamu jg tumben. Semangat betul menyambut ayah. Trus kenapa jilbabmu rapih betul"

"oiya. Memangny qm kira siapa?. Qm lg nungguin temen qm? Jam segini jg qm tumben ad drumah."

Ayahny berkata sambil.melangkah masuk dan meletakkan tas kerja di sofa ruang tamu. Tak dilihatny wajah putriny yang berusaha menutupi salah tingkahny.

Sejenak ia melirik keluar pintu. Berharap mobil toyota crown coklat itu terparkir di seberang jalan dengan pemuda yang khusyuk menundukkan pandangan. Nihil..

kini sudah sebulan sejak terakhir ia menegur pemuda itu. mungkin ia terlalu keras menegurnya saat itu. berbagai pikiran muncul di kepalanya. tapi dengan cepat dihilangkan pikiran itu. ia masih sibuk berkutat dengan pekerjaan di kantor yang semakin menumpuk. ini akhir bulan, kesibukan menjelang laporan akhir bulan mengharuskannya tinggal lebih larut di kantor.

sudah pukul 7 malam ketika ia sampai di jalan masuk menuju ke rumahnya. ia pun dikejutkan dengan sebuah mobil yang terlihat sama sewaktu ia memergoki pemuda tersebut. perlahan ia berjalan sambil memasang kedua matanya lekat-lekat berharap menemukan pemuda tersebut didalam mobil. tapi tak ada siapa-siapa. "hmm, mungkin hanya mirip saja" pikirnya.

"assalaamu'alaikum..." ucapnya sambil membuka pintu yang memang tidak pernah dikunci kecuali semua penghuni sudah lengkap di dalam rumah. ia pun melepas sepatu flatnya dan meletakkan di rak sepatu di belakang pintu. saat ia masuk ke ruang tamu, pemuda itu sedang duduk bersama dengan ayahnya. sibuk berdiskusi serius namun ia masih belum menangkap isi percakapan tersebut.

"alya, sudah pulang rupanya" sang ayah menegurnya saat menyadari ada seseorang datang. "maaf, ayah tidak sadar saat kamu pulang. ayah sedang berdiskusi dengan tamu. dia datang kemari untuk meminta maaf atas kejadian sewaktu kamu memergokinya sedang memakai wifi rumah kita. bisa duduk sebentar nak dsebelah ayah?"

pemuda itu menunduk diam. secangkir teh sudah tersisa sedikit di dasar cangkir. sepertinya ia sudah sejak tadi sore berada disini. alya pun duduk dan meletakkan tasnya di samping sofa.

"nak, benar kamu sering melihat pemuda ini di depan rumah kita sambil menunduk diam didalam mobilnya?" ayahnya mencoba mengkonfirmasi perihal kejadian yang sudah dijelaskan pemuda itu sore tadi. "iya, ayah. awalnya aku mengira dia memiliki maksud tertentu dengan rumah kita." alya menjawab singkat sambil menunduk.

"nah, nak heru. coba kamu sampaikan lagi sebenarnya apa yang kamu lakukan selama ini didepan rumah kami sambil menggunakan wifi kami?" sang ayah pun memanggil bi sum yang membantu dirumah untuk mengisi ulang cangkir teh yang sudah hampir kosong itu.

"saya minta maaf sebelumnya kepada bapak dan keluarga. seperti yang sudah saya jelaskan. saya tidak ada maksud buruk. kebetulan saja saya waktu itu menemukan jaringan internet tanpa password yang kemudian saya manfaatkan. bukan untuk hal macam-macam, sungguh. saya tidak bohong". pemuda bernama heru itu tetap menunduk sambil sesekali memperbaiki posisi duduknya. pemuda berumur 24 tahun itu biasa saja. dengan kaos berkerah warna biru polos dan celana jeans yang mulai pudar warnanya.

"tidak apa2, nak heru. teruskan saja" sang ayah dengan sabar menyimak penjelasan pemuda tersebut agar putrinya paham atas maksud kedatangan pemuda tersebut

"sebenarnya, saya adalah mahasiswa semester akhir di universitas swasta. karena sudah tidak ada kegiatan kuliah, saya pun bekerja paruh waktu sebagai supir pribadi. beruntungnya, majikan saya berbaik hati meminjamkan saya sebuah laptop untuk saya agar bisa mengerjakan tugas akhir kapanpun. mobil pun beliau percayakan kepada saya untuk dipakai saat sedang tidak mengantar beliau. suatu hari, mobil saya mogok di depan rumah bapak. sambil menunggu montir khusus mobil tersebut, saya pun mengisi waktu mengerjakan referensi untuk tugas akhir saya. ternyata wifi di rumah bapak tidak dikunci, saya menyadari ketika melihat ada antena pemancar di atap rumah bapak. akhirnya setiap kali selesai mengantar majikan saya ke kantor, saya mampir ke depan jalan rumah bapak untuk mengerjakan tugas akhir saya". heru tak menyadari bahwa perbuatannya selama ini adalah perbuatan mencuri. ia pikir tidak akan sampai seperti ini kejadiannya.

pemuda itu pun mengangkat wajahnya dan melihat sekilas wanita yang dulu pernah menegurnya. sekedar meyakinkan bahwa perkataannya itu jujur. alya pun diam, entah apa yang harus ia jawab. akhirnya keluar juga sepatah kata dari bibirnya "saya juga minta maaf telah menegur anda waktu itu. saya tidak bermaksud kasar. hanya ingin memastikan saja jika memang anda tidak bermaksud apa-apa". alya menghela nafas, ia pun lega telah menyampaikan permintaan maaf atas sikap kasarnya waktu itu.

"baiklah, karena alya sudah mendengar cerita sebenarnya dan sudah tidak ada masalah diantara kita. sebaiknya kita sudahi saja percakapan ini. sudah cukup larut. nak heru pun sepertinya sudah harus beristirahat". "tapi pak..." heru sontak berbicara sebelum ia diminta pamit pulang. "tapi saya merasa bersalah jika tidak mengganti biaya penggunaan internet bapak selama sebulan kemarin. saya akan menggantinya ketika saya mendapat gaji saya bulan ini. saya janji pak." heru pun berusaha meyakinkan ia mampu menggantinya.

"sudah tidak usah nak heru. bapak dan alya sudah ikhlas. wong cuma internet saja. daripada tidak ada yang pakai. alya juga hanya memakai saat pulang kerja atau saat akhir pekan.. sudah, nak heru pakai saja untuk biaya kuliahnya". akhirnya heru pun pamit pulang sambil berkali-kali mengucapkan terima kasih. ia pun diizinkan untuk menggunakan internet jika sedang membutuhkannya.

alya pun bergegas naik ke atas dan masuk kamar. tubuhnya lelah, tapi beban di hatinya kini sudah ringan. tak ada rasa berat hati terhadap pemuda itu lagi. alya pun mendengar deru mobil di luar yang menjauh dan hilang dalam kegelapan malam.

tugas akhir heru berjalan lancar. sebentar lagi waktu sidang semakin dekat. heru semakin fokus menyelesaikan tugas akhirnya. referensinya sudah cukup lengkap sehingga hanya tinggal menyelesaikan penulisan saja. heru pun semakin dipercaya oleh majikannya sebagai supir pribadi. jika lulus nanti, heru dijanjikan posisi di kantor majikannya.

alya sendiri sudah melupakan pemuda itu. sesekali memang kadang teringat. tapi kesibukan kantornya membuat ia tenggelam dalam kertas-kertas laporan. dua bulan pun tak terasa. alya pun sebentar lagi akan dipromosikan jabatannya menjadi manager.

heru dan alya tak menyangka bahwa mereka akan bertemu kembali di tempat yang tidak disangka.

sore ini matahari masih teras panas. warung kopi yang tak jauh dari wilayah perkantoran kota itu pun tak luput dari sorotan matahari yang masih terasa menyengat. terpal biru yang menaungi bagian depan warung kopi tak mampu menahan hawa panasnya. heru sedang asyik menyeruput kopi sambil menunggu jam pulang kantor majikannya. disebelahnya tersusun 4 jilid hardcover tugas akhir yang akan dserahkan besok untuk syarat sidang.

tiba2 terdengar teriakan dari arah pertigaan jalan tak jauh dari warung kopi. seseorang sedang berteriak kepada seorang pria berambut gondrong yang berlari ke arah warung kopi sambil membawa sebuah tas hitam. sang korban penjambretan tersebut pun berusaha mengejar penjambret tersebut meski ia kalah stamina.

heru pun bergegas menolong bersama para pelanggan warung kopi yang mayoritas supir dan office boy perkantoran sekitar. pejambret tersebut melewati warung kopi dengan cepat sebelum heru sempat mencegatnya. heru sekilas sepertinya mengenali korban jambret tersebut tapi ia tidak berpikir lama, segera dilarikan kakinya mengejar penjambret tersebut. ditinggalkan begitu saja tugas akhir yang sudah tersusun rapi di warung kopi.

penjambret itu cukup gesit. berlari sambil berkelit diantara barisan mobil yang terparkir paralel di pinggir jalan. kesemrawutan tata parkir di daerah tersebut menjadi celah bagi penjambret tersebut untuk melarikan diri. heru pun mengejar tak kalah sigap. tubuhnya memang sudah terbiasa melintasi rintangan saat kecil dulu. ia besar di sebuah desa yang bertepian dengan hutan.

supir dan yang lainnya sudah menyerah. heru pun sekilas melihat celah untuk bisa memotong larinya sang penjambret. heru melompati selokan selebar setengah meter kemudian menjejak disebuah tumpukan peti yang biasa digunakan kantor ekspedisi untuk membawa paket kiriman. sang penjambret telah berbelok ke kanan di belokan depan. "masih sempat" ujar heru dalam hati sambil berusaha meraih ujung pagar pembatas yang membatasi area perkantoran dengan perkampungan di belakangnya. sang penjambret berusaha menghilang melalui gang kecil yang tembus ke belakang area perkantoran yang merupakan perkampungan penduduk.

heru tiba diatas pagar beton.dilihatnya penjambret itu berlari dengan cepat. ia tepat waktu. saat penjambret itu tak sadar melewati heru yang berdiri diatas pagar beton, heru pun melompat dan menyergap penjambret tersebut yang tak menyangka akan ada orang dari atas pagar. mereka berdua berguling-guling dan menabrak warung kecil yang hendak dirapikan pemiliknya.
penjambret itu pun terbujur diam sambil merintih karena heru sudah menindih dan mencengkram tangan penjambret tersebut. beberapa warga pun menolongnya dan menggiring pria tersebut ke pos keamanan sekitar. heru mengambil tas hitam tersebut lalu segera kembali ke warung kopi untuk mengembalikan tas tersebut.
heru pun bergegas mengembalikan tas hitam tersebut. ternyata itu adalah milik ayahnya alya. heru pun segera memberikan tas hitam tersebut yang terlihat kotor karena sempat terjatuh tadi. baru saja heru hendak menanyakan kabar, terdengar suara gaduh di mulut gang tempat penjambret tadi berbelok. ternyata penjambret itu berontak kemudian seorang rekannya datang dengan motor mencoba menabrak orang-orang yang hendak membawa jambret tersebut ke pos keamanan.
jambret tersebut segera melompat ke motor lalu mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. penjambret dan rekannya melajukan motornya dengan cepat ke arah heru dan ayahnya alya. penjambret itu merasa marah dan kalah dan ingin membalas dendam. heru yang menyadari hal itu segera menarik tubuh ayahnya alya yang hampir tergores ayunan pisau sang penjambret.

nyaris, pisau itu hanya menggores tas hitam yang dipegang oleh ayahnya alya. motor penjambret itu oleh lalu meluncur tak terkendali kemudian menghantam seseorang yang baru saja keluar dari kantor. kedua penjambret itu terluka parah. motornya terlempar dan meluncur ke arah jalan. seorang korban ikut terkapar dipinggir jalan.

setelah shock oleh kejadian tersebut. heru dan ayahnya alya bergegas menghampiri korban yang terkena tabrakan tadi. ternyata itu adalah alya. ia memang berencana untuk makan malam dengan ayahnya sore ini. ayahnya tadi sedang menunggu alya keluar kantor ketika ada penjambret mengambil tas milik ayahnya. ayahnya alya pun segera lari dan merangkul putrinya. entah apa salahnya, hari ini cobaan datang bertubi2.

heru terhenyak. ia menatap alya yang bersimbah darah. dari betis kanannya, terlihat tulang putih yang mencuat keluar dari darah yang mengalir. heru pun bertindak cepat, mobil majikannya terparkir tak jauh dari sana. setelah tiba di posisi dekat alya, heru pun keluar dan meminta bantuan orang-orang memasukkan alya ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

sore ini, akan menjadi moment yang akan dkenang oleh mereka.

setiba di rumah sakit, tim UGD rumah sakit segera melakukan pertolongan pertama untuk mencegah darah keluar terlalu banyak dari korban. heru menelpon majikannya dan meminta izin telat menjemput setelah menceritakan kejadian tadi, majikannya pun menyuruh heru tetap di rumah sakit dan majikannya pulang dengan taxi.

ayahnya alya duduk terdiam di lorong sambil memeluk tas hitam yang sudah setengah robek tersebut. sesekali matanya melirik lampu yang berada diatas pintu UGD. proses pertolongan masih diupayakan oleh tim dokter. seorang perawat yang baru keluar dari ruang UGD menjelaskan singkat bahwa kondisi alya kritis. kaki kanannya patah. ia membutuhkan tranfusi darah segera.

heru pun duduk disebelah ayahnya alya dan mencoba menenangkannya. ia pun tak habis pikir kenapa ia harus kembali bertemu alya dalam keadaan seperti ini. ia memang sempat berpikir untuk datang ke rumah alya, sekedar silaturahim. namun pekerjaan dan tugas akhirnya menyita waktunya belakangan ini. ia juga tak sadar bahwa alya bekerja tak jauh dari kantor majikannya.

ayahnya alya pun bercerita. sejak kecil, alya dibesarkan olehnya sendiri. ibunya meninggal saat alya baru berusia 2 tahun, tepat ketika alya menyelesaikan ASI ekslusifnya. bi sum menggantikan ibunya merawat alya sedangkan ayahnya alya berusaha tegar untuk merawat dan membesarkan alya. alya adalah anak yang ditunggu selama 10 tahun pernikahan. ketika alya lahir, ia sangat mirip dengan ibunya. ayahnya pun menjadi terobati rindunya akan istrinya setiap kali menatap wajah alya.

akhirnya lampu diatas pintu UGD pun padam. seorang dokter keluar lalu menanyakan siapa keluarga dari korban. ayahnya alya pun berdiri dan bertanya kondisi putrinya saat ini. sang dokter pun membawa mereka ke ruang dokter. heru menunggu diluar ruangan. percakapan didalam bisa ia dengar. kondisi alya sangat mengenaskan. meski kondisi kritisnya sudah lewat, alya masih harus dirawat intensif. heru tidak menangkap percakapan selanjutnya. ayahnya alya keluar ruangan dengan diam seribu kata. tas hitamnya direngkuh dengan keras hingga memutih kulit jemarinya.

heru tak bisa berbuat apa2. ayahnya alya meminta heru pulang. alya sudah dipidahkan ke ruang ICU. ayahnya sudah menghubungi bi sum untuk membawa pakaian ganti dan keperluan selama di rumah sakit. heru pun memberikan waktu dan meminta izin pulang. ia baru menyadari badannya terasa sakit akibat melompat dari pagar tadi. bajunya sobek dan ia tidak tahu nasib tugas akhirnya yang tertinggal di warung kopi tadi.

sudah seminggu sejak kejadian tersebut. heru belum sempat menengok kembali kondisi alya. bukan tidak mau tapi ia tidak sempat. kesibukannya mempersiapkan sidang sangat menguras waktunya. diantara kesibukan bekerja dan sidang, heru menyempatkan mampir ke rumah alya. bi sum yang hendak keluar rumah pun mengatakan bahwa alya masih dirawat.

heru akhirnya tinggal menunggu jadwal sidang. ia pun kini punya waktu untuk menengok alya. berdasarkan info dari bi sum, alya sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. paviliun anggrek kamar 103. setelah mengetuk pintu, ayahnya alya muncul dari balik pintu. wajahnya sudah tidak murung. lebih cerah namun masih ada sedikit kesedihan di dalam matanya.

alya tergolek lemas di kasur. jilbab hijau muda yang menutupi kepalanya tergerai diatas tubuhnya yang tertutup selimut. masih ada perban di pelipis kanan matanya namun wajah cerianya masih terpancar. bak bidadari yang sendu. alya sedikit tersenyum kepada tamu yang baru datang tersebut. ia akhirnya bertemu kembali dengan pemuda itu. ia sempat mendengar suara heru saat menolongnya yang bersimbah darah di pinggir jalan. pemuda itu sudah menolong ayahnya dan dirinya.

heru tak bisa menahan haru dalam dirinya. ia tak menyangka akan melihatnya dalam keadaan seperti ini. akhirnya ia pun menyerahkan buah yang ia bawa kepada bi sum. ayahnya alya pun mengajaknya duduk di sofa dalam ruang rawat kelas 1 tersebut.
"maaf ya pak. saya baru sempat menengok lagi. kemarin saya sibuk mengurusi persiapan sidang tugas akhir saya. untung saja tugas akhir yang sudah di jilid kemarin masih disimpan oleh pemilik warung. seminggu ini saya harus sudah mendaftar diri untuk jadwal sidang. dan juga mengantar majikan bekerja" heru membuka percakapan terlebih dahulu. ayahnya alya tersenyum dan memakluminy.

pemuda yang telah menolongnya itu terlihat kurang tidur. ayahnya alya pun mengatakan bahwa alya baru 2 hari ini dipindahkan dari ICU ke ruangan ini. bi sum juga sudah bercerita tentang heru yang datang ke rumah. "pak, ada yang ingin saya bicarakan" heru kembali membuka percakapan. sudah lama ia memikirkannya. ia tahu, alya memang lebih tua 3 tahun darinya. namun itu tidak menjadikan alasan baginya untuk mengungkapkan hal tersebut.

heru pun mengungkapkan rasa kagumnya kepada alya yang selalu menjaga diri. selama ini ia memang berkeinginan menikah, namun kondisi keluarganya dan statusnya sebagai mahasiswa yang harus berusaha membayar kuliah sendiri membuat ia selalu urung untuk melakukannya. awalnya ia tidak yakin akan diterima oleh keluarga alya, namun ia tidak mau menghilangkan kesempatan ini.

alya adalah wanita yang dicarinya. wanita yang menjaga dirinya dan dewasa. ia melihat bahwa saat terakhir ia bertemu denganny untuk menyampaikan maaf, alya pun sepertinya memiliki perasaan yang sama. tapi alya bisa menahan dirinya dan tetap menjaga pandangannya. heru pun teringat akan firman allaah pada surat an-nuur ayat 31

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

ayahnya alya terdiam. ia menunduk dan hanya menatap lantai dibawahnya. bi sum pun menitikkan air mata. alya memalingkan wajahnya. suasana di ruangan tersebut tiba-tiba redup. laksana ada awan gelap masuk ke dalam ruangan dan menyelimuti penerangan didalamnya. heru pun merasa bersalah. mungkin ini bukan waktu yang tidak tepat. heru pun mencoba meminta maaf tapi ayahnya alya meminta ia diam. ayahnya alya menarik nafas dalam. "nak heru, bapak merasa senang dengan permintaan heru tersebut tapi bapak tidak mau membuat heru kecewa. alya sekarang sudah tidak sama dengan alya yang dulu. bapak takut kamu tidak bisa menerimanya"

heru bingung, alya adalah wanita yang sempurna baginya. dia masih terlihat sama dengan alya yang ditemuinya beberapa bulan lalu. ia masih nampak terlihat laksana sumber cahaya yang saat ini sedang dirundung awan gelap. dan ia ingin menjadi angin gunung yang mehilangkan awan gelap itu sirna dari wajahnya.

"nak heru, alya sudah tak lagi seperti yang dulu. kaki kanannya yang terluka semakin buruk dan tidak bisa diselamatkan. kakinya harus diamputasi, putriku mungkin sudah terlihat tidak sempurna bagimu nak. bapak tetap menyayangi alya karena ia putri bapak. tapi kamu nak, kamu mungkin bisa mencari wanita lain yang lebih sempurna bagimu. maafkan bapak. alya sendiri pun sebenarnya tadi tak mau ditemui olehmu saat bi sum mengatakan melihatmu tadi di lobi. namun bapak tak tega menolak orang yang sudah menolong keluarga kami.

heru pun terhenyak. ia tak menyangka bahwa bidadarinya telah kehilangan kakinya. ia sudah tak sempurna fisiknya. heru terdiam, wajahnya diam menahan amarah. kenapa harus ini yang terjadi. kenapa harus alya yang tertabrak. kenapa tidak dia saja yang tertabrak saat itu. kenapa ia tidak menemaninya selama di ruang ICU. kenapa.

"pak, saya mencintai anak bapak bukan karena kesempurnaan fisiknya. alya memang wanita yang cantik. tapi kecantikan akhlaknya lah yang menjadikan saya mencintainya. saya memang bukan laki-laki sempurna bagi alya tapi saya akan selalu berusaha menjadi yang sempurna bagi alya. saya akan menerima ia bagaimanapun kondisinya. majikan saya sudah menjanjikan posisi sebagai staff di kantornya. memang bukan posisi tinggi tapi jika saya berusaha, dalam 1-2 tahun saya sudah bisa menjadi kepala bagian. sidang saya akan dilaksanakan pekan depan. setelah sidang, saya bisa langsung bekerja dan mampu memberi nafkah untuk anak bapak. ia tak perlu bekerja, biar saya yang merawatnya. saya akan menyediakan kebutuhannya. cukuplah ia menjadi pelita bagi saya agar terus berusaha menjadi imam yang baik baginya"
alya sudah tak bisa membendung air matanya. ayahnya alya pun tak menyangka bahwa pemuda yang dulu terlihat seperti mahasiswa yang tak memiliki apa2, tak terlihat dari kalangan berada itu mampu menerima anaknya dengan kondisinya seperti ini.

ayahnya alya pun meminta waktu memikirkannya. heru pun pamit pulang setelah sekilas menatap wajah bidadarinya masih berpaling dan menahan air mata yang tak terbendung. ia tak menyampaikan apa2. bi sum mengantarnya keluar ruangan. heru pun pulang dalam keadaan terguncang.

kini hari yang dinanti, heru kembali sibuk mempersiapkan sidangnya. tak ada kabar berita dari keluarga alya. sempat ia datang ke rumah sakit, ternyata mereka sudah pulang. namun beberapa kali heru mendatangi rumahnya, tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya. heru pun memfokuskan diri menyiapkan sidangnya. ia harus lulus dengan nilai terbaik.

seusai sidang, heru mendapat tepukan meriah dari penguji. materi tugas akhirnya sangat menarik. permasalahan yang ia angkat memang bukan sesuatu yang baru tapi cara ia memaparkan solusi terhadap masalah tersebut telah mengejutkan penguji. metodenya sederhana namun sangat efektif. heru pun lulus dengan nilai cumlaude.

ketika keluar ruangan, heru terkejut. ayahnya alya sudah berada didepan ruangan beserta dengan bi sum dan alya yang duduk di kursi roda. majikannya juga berdiri tak jauh dari sana. ternyata keluarga alya mendatangi rumah majikannya dan bertanya dimana heru. majikannya pun tau bahwa heru sedang menjalani sidang hari ini. keluarga alya baru kembali dari rumah rehabilitasi. mereka membawa alya ke rumah peristirahatan di pegunungan agar lebih cepat pulih. alya masih sulit menggunakan tongkat penyangga tapi kondisinya membaik.

ayah alya menyampaikan selamat kepada heru. majikannya juga segera memberikan selamat dan mengatakan bahwa heru bisa memulai bekerja pekan depan. alya tersenyum menatap heru, ia telah menyetujui permintaan heru untuk meminangnya. ayahnya alya turut berbahagia dan mengatakan pernikahannya bisa diadakan segera setelah alya sudah mampu menggunakan tongkat penyangga.
-- THE END --

16 April 2015

Novel Rindu - Tere Liye

bought on 11 april 2015 @ semarang

saya sudah mulai jauh berkurang dalam mengkonsumsi buku fiksi ketimbang buku-buku pengembangan diri maupun teknik. saya sudah cukup lama mengenal tulisan-tulisan karya bang tere. saya ingat sekali saat pertama membaca novel "Bidadari-bidadari Surga". meski dulu belum tau bahwa penulisnya adalah tere liye.

kesadaran saya akan karya-karya beliau adalah saat membaca seri anak-anak mamak. pukat, burlian, erliana dan amelia. kemudian buku-buku lain yang mengambil setting lebih nyata maupun konflik yang lebih berat.

novel Rindu adalah novel karya bang tere yang mengambil setting cerita pada masa musim haji di nusantara pada zaman sebelum kemerdekaan. tahun 1938, para calon haji dari nusantara masih menggunakan kapal uap untuk pergi ke makkah. ada puluhan ribu orang yang berangkat dengan menggunakan jasa kapal uap. ternate, makassar, surabaya, semarang, batavia, lampung, bengkulu dan aceh adalah salah satu kota dengan pelabuhan yang menjadi tempat singgah kapal uap pembawa calon jamaah haji.

dilatarbelakangi sejarah saat masa-masa perlawanan kemerdekaan, 5 manusia dalam satu kapal yang sama membawa 5 pertanyaan penting dalam hidup mereka. mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu menaungi hidup mereka. tersimpan didalam relung-relung hati dan berharap menemukan seseorang yang bisa menjawabnya.

sebaiknya anda segera membaca novelnya. bang tere selalu bisa menggambarkan bentuk perasaan cinta dengan cara yang elegan, bisa menyampaikan pesan bagi diri kita melalui kisah-kisah fiksi didalamnya. selamat menikmati

13 April 2015

Nonton Bareng - Guru Bangsa Tjokroaminoto

gambar : filmbioskopterbaru.com
ahad lalu (12/04/2015), saya meluangkan waktu untuk menonton salah satu film biografi terbaru yang mengangkat kisah dari seorang guru bangsa yaitu bapak Tjokcroaminoto yang merupakan ketua dari organisasi Sarikat Islam.

kebetulan saat ini saya berada di Semarang dan hanya ada dua bioskop di kota semarang ini yaitu di Mall Paragon dan Citra Mall Semarang. film tersebut hanya ada di XXI Citra mall, maka saya segera menuju ke kawasan simpang lima semarang.

sesampai di bioskop, terlihat antrian yang mengular sampai keluar bioskop, ternyata itu adalah antrian yang ingin menonton Fast and Furious 7. saya sendiri tidak terlalu berminat menonton film tersebut. alhamdulillaah, disediakan antrian khusus bagi yang ingin menonton film lain sehingga tidak perlu ikut mengantri antrian tersebut.

setelah mendapatkan tiket untuk jadwal pukul 12.00, saya pun menyempatkan berkeliling untuk menunggu jadwal pemutaran film. masih satu jam lagi sebelum film dimulai. antrian FF7 masih cukup panjang.

setelah sholat dzuhur yang lokasi mushollanya sangat strategis yaitu berada masih dalam satu lantai dengan XXI, saya pun bergegas untuk masuk ke studio 2. studio tidak terlihat ramai tapi cukup banyak yang menyukai film bergenre biografi ini. saya pun memilih bangku B8 yang berada di dekat lorong.

film pun dimulai, cerita berawal di penjara kalisosok surabaya. bapak tjokroaminoto sedang dalam interogasi dari pihak belanda. cerita pun berlanjut ke kisah kecil bapak tjokroaminoto saat belajar di sekolah belanda.

sejak kecil, sosok seorang tjokroaminoto terlihat cerdas dan pandai dalam berbicara. memiliki banyak pengetahuan di berbagai bidang khususnya masyarakat. saat bekerja, pak tjokroaminoto juga merupakan seseorang yang mengayomi dan peduli dengan orang kecil.

setelah menikah, pak tjokroaminoto kembali teringat dengan pesan gurunya diwaktu ia mengaji di masa kecil. sebuah pesan tentang Hijrah, proses berpindah dari tempat yang buruk ke tempat yang lebih baik. akhirnya pak tjokroaminoto memutuskan meninggalkan istrinya dirumah orangtuanya dan berangkat menuju semarang untuk mencari jawaban atas kegundahan hatinya.

di semarang, pak tjokroaminoto disarankan untuk pergi ke surabaya untuk mendapat jawaban yang lebih baik tentang kegundahan hatinya. di surabaya, pak tjokroaminoto akhirnya ditemui oleh perwakilan dari organisasi Sarikat Dagang Islam yang merupakan nama organisasi sebelum berubah menjadi Sarikat Islam.

pak tjokroaminoto diminta untuk menjadi ketua organisasi Sarikat Dagang Islam cabang surabaya dikarenakan organisasi yang berada di semarang dibekukan oleh belanda. dengan kepemimpinan baru dari bapak Tjokroaminoto, Sarikat Dagang Islam diubah namanya menjadi Sarikat Islam. beliau kemudian meluaskan organisasi tersebut dan membuka cabang mulai dari pekalongan, cirebon dan seterusnya hingga menjangkau ke berbagai daerah.

alur cerita di film ini terasa kurang mengalir. satu-satunya cara mengikuti alur cerita adalah dari caption lokasi dan tahun yang dmunculkan ketika perpindahan cerita. jalan cerita yang kadang maju mundur ini membuat saya sendiri tidak bisa menangkap cerita secara keseluruhan. saya menikmati cerita disetiap potongan kisahnya namun tidak bisa mengikuti cerita secara keseluruhan.

beberapa selingan cerita yang menghibur cukup menghilangkan kesan monoton. pesan-pesan tersembunyi pun diselipkan sebagai pengingat keadaan negara saat ini. seperti ketika adegan seorang penjual kursi yang mengatakan akan banyak orang-orang yang akan berebutan kursi. sedikit menyentil keadaan pemerintah saat ini.

untuk kualitas para pemain peran, saya kurang merasakan sosok kehebatan dari seorang pak tjokroaminoto. tidak seperti ketika saya menonton film Sang Kiai atau Sang Pencerah yang sangat memiliki karakter kuat di film tersebut.

kurang lebih, film tjokroaminoto ini menjadi salah satu sumber informasi sejarah yang sangat membantu kita dalam mengenal para tokoh-tokoh bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan indonesia. saya ucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah mewujudkan film ini sehingga bisa mengenalkan seorang tokoh hebat lagi di indonesia.

Semarang, 13 April 2015
Zuhri Utama

09 April 2015

3 penyakit yang ada pada setiap manusia

gambar : infokesehatantubuh.com
Bismillaah. saya mw share ceramah di acara arisan keluarga ahad lalu, seorang ustadz menyampaikan sebuah hadits yang menjelaskan bahwa pada setiap manusia, memiliki 3 penyakit ini. apakah penyakit itu?

1. azh-zhon. prasangka.
setiap diri kita pasti pernah memiliki prasangka terhadap siapapun, bahkan kepada tuhannya. prasangka ini ada yang baik dan ada yang buruk. nah, berhati-hatilah jika kita memiliki prasangka buruk di dalam hati kita. karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa. jadi hati2 dalam berprasangka.
2. ath-thoir. mengganggap sial terhadap sesuatu
penyakit kedua itu adalah ath-thoir yaitu menganggap sial terhadap sesuatu. baik itu makhluk hidup atau mati. misalnya klo hari senin pake baju kotak-kotak bakalan sial. trus tiba-tiba dia jatuh pas pake baju kotak2, nah ini namanya ath-thoir. maka hati-hatilah dengan penyakit ini.
3. hasad atau dengki
hasad adalah perasaan berharap yang dimiliki oleh orang lain itu pindah kepada dirinya atau minimal hilang nikmat itu dari orang tsb. oleh karena itu kita diminta untuk berhati-hati dengan penyakit ini. setiap orang memiliki jatah rezekinya masing2. tidak akan meleset rezeki seseorang jika sudah ditentukan atasnya.
sang ustadz bercerita ada sebuah kisah betapa hasad itu bisa muncul kapan saja. ceritanya seperti ini.

suatu ketika, seorang penjual salak sedang berkeliling menawarkan dagangannya. ia pun tiba di sebuah kompleks yang bertuliskan "penjual/pedagang tidak diperbolehkan masuk dan berjualan di area kompleks". tapi sang penjual salak tetap masuk dan menawarkan dagangannya. tiba-tiba ia terpergok oleh satpam kompleks yang kemudian membawa sang penjual salak ke pos keamanan.
sang satpam pun berinisiatif untuk memberikan hukuman agar penjual salak ini jera. akhirnya sang satpam menghukumnya dengan memasukkan buah salak tersebut ke (maaf) lubang pantat sang penjual salak. satu salak masuk, sang penjual meringis menahan sakit. salak kedua pun masuk dan sang penjual menangis meronta-ronta. ketiga salak ketiga dimasukkan, sang penjual malah tertawa terbahak-bahak. sang satpam pun bertanya "kenapa ketika salak pertama dan kedua kamu berteriak tapi saat salak ketiga kamu malah tertawa?". sang penjual salak pun tetap tertawa terbahak2 sambil menunjuk ke arah gerbang masuk kompleks.

sang satpam pun menengok dan melihat penjual duren masuk ke kompleks dan mulai berjualan.

mungkin ceritanya agak lebay. tapi begitulah hasad/dengki. selain berharap nikmat seseorang pindah pada dirinya. hasad juga bisa berupa perasaan agar penderitaannya pindah kepada orang lain. maka berhati-hatilah dengan penyakit hasad
lalu adakah obat bagi ketiga penyakit itu? rasulullaah saw ternyata memberikan obat atas penyakit tersebut. apakah obat itu?

1. obat dari azh-zhon/prasangka adalah jangan diungkapkan. jika kita memiliki prasangka, jangan lah diungkapkan. cukup itu ada di diri kita. jika prasangka itu buruk, jadikanlah prasangka itu sebagai sikap waspada untuk mencari kebenarannya.

2. obat dari ath-thoir adalah lanjutkan saja. jika kita merasa sial terhadap suatu hal, maka lanjutkan saja. jika pake baju kotak-kotak di hari senin membuat sial. lanjutkan saja memakainya. jika bersama fulan bisa bikin sial, lanjutkan saja pertemanannya.

3. obat dari hasad adalah jangan dituruti. jika kita merasa dengki terhadap seseorang. jangan dituruti. kita memang sulit untuk tidak merasa dengki tapi janganlah rasa dengki itu membuat kita menjadi benci terhadap seseorang. karena jika sudah dengki dengan seseorang, meski dia wangi pasti kita akan selalu merasa bau di dekatnya. jika dia cantik/ganteng, pasti kita selalu menganggap dia jelek di mata kita. jika dia cerdas, pasti kita selalu menganggap dia bodoh. itulah dengki.

sekian sharing dari ceramah singkat di acara arisan keluarga ahad lalu. semoga bermanfaat.

08 April 2015

hikmah dari sebuah SIM yang Hilang

kantor SATPAS daan mogot (gambar : rmol.co)

pada hari senin lalu (06/04/2015), saya harus mengurus SIM (surat izin mengemudi) C saya yang hilang. kejadiannya saat saya sedang berada di Semarang. kronologisnya saat itu saya sedang mengendarai motor. karena saya menggunakan celana pendek yang longgar, dompet yang berada di kantong belakang pun entah loncat di suatu tempat saat saya berkendara di jalan yang kurang mulus.

akhirnya saya harus mengurus SIM C saya kembali agar bisa lebih tenang saat berkendara di jalan. awalnya saya ragu karena saya tidak memiliki fotokopi SIM yang hilang dan tidak ada catatan sama sekali terkait nomor SIM saya.

awalnya saya berusaha mencari informasi tentang agen jasa yang bisa mengurus SIM hilang. maklum, pengalaman saat pertama kali membuat SIM yang mau tidak mau harus menggunakan jasa calo karena saya sudah mencoba dua kali proses pembuatan SIM secara normal tapi selalu gagal saat uji praktek.

saya mengakui bahwa saya membuat SIM melalui calo. sehingga saya agak ragu apakah SIM saya bisa diterbitkan ulang tanpa harus melalui proses uji kembali. sehingga saya berjaga-jaga dengan mencari penyedia jasa pengurusan SIM jika memang tidak bisa diterbitkan tanpa membawa fotokopi SIM saya yang hilang.

saya pun berangkat di awal pagi bersama dengan adik saya. niatnya adalah memberikan dia pengalaman untuk mengurus SIM jika suatu saat dia ingin mengurus SIM. dalam perjalanan saya berpikir, jika saya mengurus SIM melalui calo berarti saya sedang mengajarkan adik saya sesuatu yang buruk. saya pun berdoa semoga Allaah berikan jalan agar saya bisa mengurus tanpa melalui calo.

setiba di SATPAS (Satuan Pelaksana Administrasi SIM) Jakarta Barat yang merupakan pusat pembuatan SIM bagi warga jakarta. terlihat banyak perubahan, lokasi parkir lebih tersusun rapi. saya pun segera memarkir kendaraan motor saya. kami menuju ke gedung utama namun setiba di depan pintu sudah terdapat petugas yang menjaga.

ternyata yang boleh masuk ke dalam gedung hanya orang yang akan mengurus SIM dengan bukti surat cek kesehatan. saya diminta mengecek kesehatan mata di klinik yang berada di gedung dekat lokasi parkir.

setelah membayar sebesar 25ribu, saya pun menuju ke dalam suatu ruangan untuk mengecek mata saya. tes kesehatannya tidak terlalu detail. sekedar melihat susunan huruf berukuran kecil di layar di depan untuk mengetahui bahwa mata kita masih cukup bagus melihat dalam jarak tertentu.

setelah mendapat surat cek kesehatan, saya pun menuju ke gedung utama kembali. saya pun mendapat sebuah stripband (gelang kain) setelah menunjukkan surat cek kesehatan. adik saya tidak bisa ikut ke dalam karena dia tidak mengurus SIM, saya pun menyuruhnya menunggu di kantin.

memasuki lobi gedung utama, saya pun diarahkan untuk membayar biaya pengurusan SIM sebesar 75ribu untuk SIM C sedangkan untuk SIM A dan B sebesar 80ribu. pembayaran di lakukan di counter bank BRI yang berada didalam gedung. setelah mendapat bukti pembayaran, saya menuju ke loket registrasi untuk mendapatkan formulir.

setelah mengisi formulir sesuai data yang dibutuhkan, saya pun sudah bisa memasuki ruang lebih dalam melalui pintu khusus yang dijaga oleh petugas. ternyata saya tidak perlu membuat SIM baru meski tidak ada fotokopi SIM lama saya yang hilang. saya diarahkan menuju lantai 2 ruang Arsip untuk mengecek data saya apakah benar pernah memiliki SIM atau tidak.

setelah menyerahkan formulir ke loket arsip, saya diminta menunggu karena petugas sedang mengecek data saya di database pusat. setelah 10 menit, nama saya pun dipanggil dan diarahkan menuju loket 18 di lantai 1. di loket 18B khusus untuk pengurusan SIM hilang sedangkan loket 18A untuk pengurusan SIM baru.

selesai diperiksa, saya diminta menuju loket 25/26 untuk proses foto ulang. ternyata belum ada petugas sama sekali di kedua ruang tersebut. akhirnya saya dan beberapa orang yang juga sedang mengurus sim hilang menunggu di loket/ruang 26. sampai saat ini, saya hanya menghabiskan waktu 30 menit dari pertama masuk sampai sesi pemotretan.

setelah menunggu sebentar, seorang petugas masuk dan memanggil kami satu persatu sesuai urutan formulir yang kami letakkan di keranjang kecil. tak lama saya pun sudah selesai foto. saya pun diarahkan menuju loket 32 untuk mengambil SIM baru saya yang sudah dicetak ulang.

setelah menyerahkan formulir, saya pun sudah mendapat SIM C saya yang baru tanpa ada proses yang menyulitkan. semuanya berjalan lancar tanpa ada uang pelicin ataupun kesulitan lainnya. saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi untuk SATPAS yang telah memberikan kemudahan proses dan membersihkan dari para calo yang menganggu.

akhirnya saya pun pulang dengan rasa puas. semoga peningkatan pelayanan ini diikuti oleh kantor-kantor pemerintahan lainnya.

07 April 2015

Bis Mania.... MANTAP!


suasana pool bis akap lebak bulus
beberapa saat lalu, saya mulai menjadi seorang bis mania sejak moment kehilangan dompet saya di Semarang sehingga seluruh identitas saya hilang. saya pun harus kembali ke jakarta untuk mengurus berbagai kartu identitas seperti KTP, SIM dan kartu ATM.

dikarenakan tidak ada kartu identitas yang tersisa, saya tidak bisa kembali menggunakan moda transportasi seperti pesawat dan kereta dimana mereka membutuhkan kartu identitas asli semacam KTP atau SIM. akhirnya saya menggunakan Bis sebagai transportasi alternatif yang tidak membutuhkan kartu identitas.

PO (perusahaan penyedia jasa transportasi) pertama yang saya gunakan adalah PO Ramayana dengan tujuan Magelang - Jakarta (Lebak Bulus). waktu itu saya menyerahkan pilihan bis kepada teman saya di Magelang karena saya masih awam dengan tranportasi bis. harganya 140ribu untuk VIP dengan fasilitas Reclining Seat (bahasa marketing yang artinya space untuk kaki lega), selimut, dan toilet.

saya teringat jaman ketika saya masih sekolah dengan bis sekelas ekonomi ac dengan kursi yang mepet dan keras. tanpa toilet sehingga bagi saya yang punya sistem pengeluaran cairan tubuh yang cepat sehingga perlu sering ke toilet. maka jika sudah naik bis jarak jauh, saya akan tersiksa dengan kegiatan menahan pipis hingga pemberhentian tiba.

dengan fasilitas toilet, setidaknya saya jadi merasa tenang. perjalanan magelang - jakarta sekitar 13 jam. dari jam 5 sore dari terminal magelang hingga tiba di terminal lebak bulus jakarta sekitar pukul 6 pagi. cukup melelahkan mesti tidak masih cukup nyaman karena kursi empuk dan selimut yang cukup menahan udara dingin dari AC bis yang sangat kuat.

PO kedua yang saya gunakan adalah PO Rosalia Indah. saya naik dari terminal lebak bulus menuju semarang. kelas yang saya pilih adalah kelas Eksekutif seharga 185 ribu dengan fasilitas reclining seat, selimut, bantal, toilet dan makan 1x. terasa lebih nyaman dibanding bis pertama. perjalanan dari Jakarta berangkat jam 4 sore dan tiba di Semarang sekitar pukul 1 pagi. lebih cepat karena memang bis dikemudikan dengan kecepatan tinggi oleh pak supir.

PO ketiga yang saya gunakan adalah PO Nusantara. saat libur panjang tiba (tanggal 3 april 2015 kemarin), saya belum sempat memesan bis untuk ke jakarta. ketika saya tiba di PO Rosalia Indah ternyata seluruh armada bis penuh. saya pun mencoba peruntungan di PO Nusantara yang poolnya tidak jauh dari situ. alhamdulillaah, saya mendapat kelas eksekutif seharga 195 ribu. cukup mahal, tapi karena tidak ada yang lain, saya pun mengambil juga.

Fasilitas tidak jauh berbeda dengan Rosalia Indah. berangkat dari semarang jam 9 malam dan tiba di jakarta sekitar jam setengah 6 pagi. sebenarnya bisa lebih cepat jika tidak terjadi kemacetan panjang di area Simpang Jomin di daerah Cikampek. daerah ini memang sudah terkenal akan kemacetan jika menghadapi libur panjang.

PO terakhir yang baru saja saya naiki adalah PO Jaya. ketika saya harus kembali dari jakarta karena libur panjang telah usai. bahkan saya extend satu hari di hari senin karena harus mengurus SIM yang hilang (tunggu cerita saya y...). ketika saya mencoba mencari tiket di PO Rosalia Indah ternyata sudah habis. saya pun berpindah ke loket sebelah bertuliskan PO. Jaya. terdengar asing namun karena mau tidak mau harus kembali, saya pun bertanya seputar harga.

PO Jaya menawarkan harga 185 ribu untuk VIP padahal saya bisa mendapatkan kelas Eksekutif dengan nominal sama di PO Rosalia Indah. saya pun menawar dan diberikan harga 165 ribu untuk kelas VIP. saya pun meminta bangku agak di depan dan diberikan bangku 4D dekat dengan jendela. bis berangkat dari pool lebak bulus sekitar jam 2 kata petugas loket.

setelah bersiap dan sholat dzuhur dan jamak ashar di rumah, sekitar pukul 1 siang saya pun berangkat menuju lebak bulus dari rumah. estimasi tiba sebelum jam 2. saat hampir tiba, saya mendapat sms konfirmasi posisi saya dari PO Jaya. "wah, bagus juga ada konfirmasi seperti ini" pikir saya. setiba di pool, saya langsung menyerahkan tiket ke loket untuk mendapatkan info bis untuk hari ini.

ternyata saya dipindahkan ke bangku 4B. saya baru menyadari ketika saya duduk di bangku 4D dan ternyata ada sepasang suami istri mengisi bangku tersebut. saya menunjukkan tiket yang ternyata sudah diubah ke bangku 4B. saya pun mengalah.

setelah menunggu cukup lama (awalnya saya pikir akan berangkat jam 2 siang), ternyata bis baru berangkat jam 3 lewat. sedikit kesal karena sudah menunggu sejam di bis. bis pun melaju lambat dan sempat berhenti di pintu masuk tol pondok indah entah menunggu apa.

bis mengarah ke terminal rawamangun setelah melewati kemacetan tol di sore hari dikarenakan hari kerja. tiba di rawamangun sudah sangat sore. setelah berhenti cukup lama untuk menaikkan penumpang, bis melaju kembali dengan lambat melewati jalan pada jam sibuk di sore hari saat para pekerja pulang ke rumah. memasuki pintu tol dari arah cakung pada jam setengah 6 sore.

saya sudah merasakan ketidaknyamanan dengan cara kerja bis yang masih sibuk mencari penumpang di sepanjang perjalanan. jalan tol pun sempat macet memasuki pintu tol cikampek hingga keluar pintu tol. jalur Pantura terasa padat. mungkin karena baru pertama kali naik bis di hari kerja dan saya belum mengetahui kondisi jalan saat itu.

setelah lelah di perjalanan, bis pun berhenti di sebuah rumah makan sekitar daerah subang. jam sudah hampir memasuki jam 9 malam dan kami baru tiba di subang. beberapa penumpang tidak mendapat kupon makan karena tidak membeli tiket di loket resmi. padahal penumpang di sebelah saya harus membayar sebesar 275 ribu untuk tujuan Surabaya dan dia tidak mendapat kupon makan.

bis pun kembali melaju, saya tidak terlalu memperhatikan jalan, sesekali terlelap. memasuki tol cirebon, bis menghidupkan lampu kabin sehingga terang dan membangunkan penumpang yang sedang terlelap. seorang pria mewakili PO Jaya menawarkan oleh-oleh berupa dodol garut dan wajik. seorang pria lain membantu membagikan contoh wajik dan dodol untuk dicoba penumpang. saya pun mengambilnya meskipun penumpang di sebelah saya diam saja.

mereka menawarkan oleh-oleh berisi 1 paket berisi 5 kotak seharga 50ribu yang seharusnya 60ribu (1 kotak seharga 12ribu). saya tidak terlalu berminat karena rasanya biasa saja saat mencicipi wajik, dodolnya pun tak saya makan. namun pria yang tadi membagikan sample memaksa saya untuk membeli paket tersebut dengan setengah berbisik bahwa saya sudah memakan sampel makanan (loh, tadi katanya gratis untuk mecoba, tidak ada kata-kata harus membeli jika sudah mencoba).

saya tetap dipaksa dengan meletakkan bungkusan tersebut di samping saya. saya tetap dipaksa dan akhirnya saya menyerah dan ingin membeli satu kotak wajik saja seharga 12 ribu. setelah menyerahkan uang sebesar 15ribu, ternyata tidak ada kembali. saya pun diberikan 1 kotak dodol sebagai kembali (jadi harga satu kotaknya cuma 3 ribu?). saya pun menerima tanpa banyak berkata.

beberapa penumpang saya lihat masih terus dipaksa oleh pria tersebut. penumpang di sebelah saya masih tetap bertahan untuk tidak membelinya. ternyata dia sudah sering melihat hal tersebut jadi sudah tidak kaget lagi. akhirnya setelah beberapa lama, prosesi jual beli oleh-oleh tersebut rampung juga. saya pun mengobrol dengan penumpang di sebelah saya sambil mengorek informasi seputar kejadian tersebut.

yah, memang kadang kita harus merasakannya sendiri untuk mengetahui mana pelayanan jasa yang baik dan kurang baik. saya harap penyedia jasa bisa lebih cerdas dalam menawarkan sesuatu tanpa harus ada paksaan. penumpang akan dengan senang hati membeli jika ditawarkan secara baik-baik dan barang yang ditawarkan pun kualitasnya sesuai dengan harganya.

saya tidak kapok naik bis tapi saya menjadi lebih paham bagaimana memilih bis yang sesuai dengan kebutuhan saya. mungkin bagi orang lain, hal tersebut tidak mengganggu, tapi bagi saya cukup menjengkelkan.

semoga bisa menambah daftar pengalaman saya dalam menikmati moda transportasi bis. hmm, besok mudik naik apalagi y. :)

02 April 2015

Panggillah sesuai namanya


gambar : www.pxleyes.com
baru beberapa saat waktu yang lalu, saya mendapat broadcast terkait seorang tokoh yang mungkin bagi si pengirim broadcast telah membuat ia merasa tersakiti sehingga harus memanggil nama sang tokoh dengan panggilan yang terdengar menjelek-jelekkan.

saya jadi teringat perubahan sikap saya terhadap cara saya memanggil orang lain dengan nama yang baik. pada zaman saya masih sekolah SMA, kebiasaan memanggil kawan dengan sebutan / nama gaul itu biasa. ada yang dipanggil belo, jangkung, peyang, jawa dan lainnya,

beberapa nama mungkin masih terdengar normal. tidak terkesan mengejekkan tapi tetap saja, mereka sebenarnya punya nama yang diberikan orang tua mereka yang merupakan perwujudan doa dalam bentuk nama. nama yang orang tua mereka berikan adalah harapan terhadap hidup sang anak. ada yang bernama nuraini yang artinya cahaya mata, syaifuddin yang artinya pedang agama dan lainnya.

maka bagi saya, memanggil mereka dengan nama asli mereka sebenarnya juga ikut serta mendoakan mereka dengan harapan yang dimiliki oleh orang tua mereka. mungkin kita tidak mengetahui arti dari nama tersebut, tapi setidaknya doa itu akan tetap tersampaikan dan akan menjadi jawaban atas doa yang dipanjatkan.

kembali ke broadcast diatas, memang sangat disayangkan jika tokoh yang disebut oleh pengirim broadcast telah membuat suatu kesalahan. tapi dengan menjelek-jelekkan seseorang tidak membuat tokoh tersebut menjadi baik.

rasulullah saw sendiri mencontohkan bagaimana kita menyikap seseorang yang telah berbuat aniaya terhadap diri kita. saat beliau dilempari batu saat berdakwah di thaif, beliau malah mendoakan bagi mereka dikarenakan ketidaktahuan mereka. padahal Allaah sudah memerintahkan kepada malaikat penjaga gunung jika Rasulullaah ingin memberikan hukuman kepada penduduk Thaif.

belajarlah dari Rasulullah saw yang akhlaknya adalah Al-Qur'an

Semarang, 2 april 2015