Pages

Ads 468x60px

07 December 2014

Jalan Jalan : Goes to Solo part 2

hoaem, setelah tidur nyenyak semalam dengan kamar seadanya, akhirnya pagi tiba. setelah sholat subuh, saya mengecek jalur dari solo ke candi ceto melalui google maps. hmm, cukup mudah, jalannya hanya satu arah dari solo menuju karang anyar.

hotel murah meriah dekat solo grand mall
 tapi sebelum jalan-jalan ke candi Ceto, saya dan mbak asih harus menghadiri undangan resepsi (karena akad nikahnya sudah dilaksanakan bulan lalu) di daerah Pandaran, Boyolali. jam 8 kurang pun saya segera check out dari hotel dan menuju Boyolali. setelah sedikit bingung dan akhirnya kembali ke jalan yang benar (jalur solo-semarang), saya pun tiba pukul 08.15 di rumah mbak asih. ternyata acaranya dmulai jam 10, saya pikir jam 9. tak apalah, sambil nunggu mbak asih beres nyuci, saya pun mengeluarkan laptop dan sudah asik bermain game yang baru saya beli kemarin.

jam 9.45, mbak asih sudah siap dan kami pun bergegas berangkat karena mau mampir atm dulu. ternyata tidak ada helm yang tersisa dirumah, akhirnya harus ambil dulu ke kantin sekolah tempat ibunya mbak asih berjualan sehari-hari. setelah lengkap persiapannya, kami pun menuju daerah Pandanaran. ternyata acara sudah ramai dengan para tamu undangan. kami pun bergegas berjumpa dengan sang mempelai. mempelai pria adalah sahabat kami berdua di komunitas Entreprayer. setelah berfoto (kami lupa foto dengan kamera sendiri jadi ga ada bukti otentik. hiks) kami pun dipersilahkan menikmati hindangan. pertama ngambil minum berupa sari buah. celingak celinguk nyari spot untuk duduk ternyata hanya ada sedikit dan penuh. sebagian besar tamu makan dan minum sambil berdiri. hmm, akhirnya kami urungkan untuk menikmati hidangan. segera bergegas meninggalkan lokasi acara dengan perut masih kelaparan.

akhirnya kami menuju ke soto seger tak jauh dari situ. katanya cukup terkenal dan memang parkirannya penuh dengan kendaraan yang menunjukkan bahwa pengunjungnya ramai. kami segera mendapat tempat duduk dan memesan soto ayam. disajikan dengan mangkok kecil seperti soto kudus. berkuah bening dengan dicampur nasi. bahkan komposisinya jadi aneh, semangkuk terisi penuh nasi dengan beberapa potongan ayam. saya jadi bingung ini soto ayam apa nasi dikasih kuah soto.
Soto Seger
 setelah memperhatikan suasana tempatnya, memang yang membuat menarik adalah banyaknya lauk-pauk sebagai teman makan soto. berbagai gorengan dan sate-satean seperti sate tahu, sate telur puyuh, sate ati dan juga ada gorengan tempe, tahu dan masih banyak lagi sehingga acara makan soto menjadi semakin berselera. harganya juga cukup terjangkau.
Lauk tambahan soto seger

akhirnya perut sudah terisi. kami pun bersiap menempuh perjalanan panjang menuju candi Ceto. target pertama kami adalah tiba di Solo. cuaca siang ini cukup terik. saya pun sempat khawatir bakalan belang karena tidak memakai sarung tangan. kami memasuki kota solo dari sisi luar melewati terminal Tirtonadi. dari situ kami mengikut petunjuk arah menuju Karanganyar. cukup mudah, cukup lurus saja dari terminal dan mengikuti jalan hingga kami tiba di kabupaten Karanganyar.

hanya sampai sini mbak Asih tau arah (sebenernya dari solo pun dia udah bingung arah ke Karanganyar. hahaha). saya pun menggunakan teknik sotoy. cari-cari petunjuk arah menuju candi Ceto dan akhirnya kami menemukannya. dari Karanganyar kurang lebih berjarak 37km sedangkan Tawangmangu hanya 35 km. wah, lebih jauh dari Tawangmangu. mesti siap-siap bokong yang tebal nih. hahaha

cuaca masih terik. kami pun beranjak meninggalkan kota Karanganyar menuju tawangmangu karena memang arahnya searah. masuk daerah karang pandan, jalanan mulai menanjak dan mendaki kaki gunung Lawu. sedikit tersendat karena memang Tawangmangu menjadi destinasi wisata saat weekend oleh masyarakat disekitaran solo dan sekitarnya.

mudah sekali menuju candi Ceto, cukup perhatikan petunjuk arah tapi jangan langsung percaya dengan petunjuk jaraknya. kami sempat beberapa kali bingung karena awalnya jaraknya sudah 16 km lalu didepannya berubah menjadi 17 km (lah koq nambah). petunjuk selanjutnya 14 km. kami akhirnya tidak percaya lagi dengan jarak yang ditulis di papan petunjuk arah. memasuki gerbang kawasan wisata Ceto yang berada di sisi kiri (Tawangmangu masih lurus kedepan). langit pun mulai gelap.

jalanan pun semakin menanjak tajam. gerimis mulai turun dan kami pun segera mengenakan jas hujan di sebuah musholla. pemandangan kini berubah dengan kebun-kebun yang tersusun rapi di atas bukit-bukit nan hijau indah. tersihir oleh pemandangan yang begitu menakjubkan, rasanya tak ingin perjalanan ini bertemu dengan ujungnya. sesekali mengucap syukur atas nikmat memandangan ciptaanMu ya Rabb, perjalanan kami masih diwarnai gerimis. sesekali bertemu dengan tanjakan yang tajam dan menukik tajam. butuh kehati-hatian dan konsentasi ekstra. dan kami tiba di persimpangan menuju candi Ceto.

tanjakan mulai semakin menakutkan. dengan kemiringan mendekati 45 derajat. rasanya dengkul saya ngilu memandang jalan yang tinggi tersebut. namun pemandangan kebun teh yang terhampar sejauh memandang memberikan obat penawar dan sedikit mengabaikan jalanan yang kian menanjak. dan akhirnya tak jauh dari tanjakan terakhir, di atas sana nun jauh terlihat gapura candi yang khas berwarna hitam legam.

tapi perjalan kami belum berakhir, satu tanjakan terakhir yang super duper terjal. kondisi motor yang sudah menempuh jalan berat sepanjang perjalanan tadi membuat saya ragu apakah mampu mengendalikan motor mbak Asih. meski memang motor matic sehingga tak perlu khawatir soal oper giginya, kondisi rem yang kurang baik sedikit mengkhawatirkan. saya pun mengambil ancang-ancang dan mulai mendaki jalan yang sepertinya lebih dari 45 derajat kemiringannya. sesekali motor saya jalankan secara zigzag agar mesin tak lelah. masih ada beberapa ratus meter, parkiran sudah terlihat. motor sudah menderu hendak berhenti. saya tidak habis pikir jika motor berhenti di tengah jalan yang sangat miring ini. tapi sedikit demi sedikit motor terus melaju. bahkan saya harus sedikit mendorong dengan kaki saya demi menjaga keseimbangan motor. sedikit lagi

Alhamdulillaah, akhirnya kami tiba di parkiran motor candi Ceto. fiuh, terbayar sudah perjalanan panjang yang penuh misteri kapan akan tiba dan kami benar-benar tiba disini. di destinasi wisata candi Ceto. setelah melepaskan lelah di persendian dengan sedikit relaksasi, kami pun menuju loket tiket masuk candi Ceto. untuk domestik seharga 3 ribu rupiah dan untuk mancanegara 10 ribu rupiah.
loket tiket masuk menuju candi ceto

oiya, saya infokan bahwa objek wisata candi Ceto ini dipenuhi banyak retribusi. memang tidak begitu mahal. berkisar antara 2rb sampai 3rb tapi jika dihitung-hitung bisa lebih dari 10rb per orang. selain itu, di kawasan candi Ceto, masyarakatnya memang memeluk agama Hindu hingga saya yang sempat bertanya lokasi musholla pun mendapat jawaban tidak ada. baiklah, saya pun berniat jamak takhir.

sebelum masuk candi Ceto, kami harus mengenakan kain adat khas masyarakat hindu berwarna hitam putih. dengan memberikan dana sukarela, kami pun dipakaikan oleh petugasnya. oke, kami siap masuk ke tujuan utama kami. disambut dengan tangga yang curam menuju gerbang gapura. kami sedikit bernasis ria disini. membayar setiap lelah menuju tempat ini.

tempat pemakaian kain sebelum masuk candi ceto

narsis didepan gapura utama
pengunjung cukup ramai dikarenakan akhir pekan. setelah melewati gapura, kami pun masuk ke komplek candi berupa pundan berundak seperti yang dulu saya pelajari di pelajaran sejarah. di undakan pertama disisi kiri terdapat bangunan. pada undakan kedua terdapat relief di atas tanah dan dilindungi. kami memutar dan menaiki tangga batu memasuki gapura kecil dan tiba di area yang simetris. sisi kiri dan kanan sama dan serupa. terdapat pendopo besar di area pertama lalu memasuki area kedua terdapat pendopo kecil dan didepannya terdapat patung dengan dupa didepan patung. pada area terakhir atau puncak candi terdapat bangunan candi yang ditutup pagar besi. kami pun hanya berfoto di depan pintu candi. yeay, kami telah menaklukkan candi Ceto.

relief ditengah area candi

puncak candi ceto
di area pertama ada papan petunjuk menuju puri saraswati. kami pun berpindah lokasi melewati sebuah lorong kecil dan memasuki area warung-warung makan yang mengeluarkan aroma yang menggugah selera, MIE REBUS! slurp. tapi kami belum terlalu lapar, kami segera menuju puri Saraswati dan candi Kethek. objek wisata ini terpisah dari candi Ceto dan kami harus membayar retribusi kembali seharg 1500 rupiah per orang. melewati tangga dari semen. lokasinya masih cukup jauh ke atas. tiba di persimpangan, ke kanan menuju puri Saraswati dan lurus melewati jalan tanah menuju candi Kethek. kami pun memilih puri Saraswati terlebih dahulu.
loket masuk puri saraswati dan candi kethek

jalan menuju puri saraswati

Puri Saraswati berisi sebuah area dengan kolam dan patung dewi Saraswati ditengahnya bersama dua angsa. terdapat peraturan bahwa kami harus membuka sendal dan bagi wanita haid dilarang masuk. kami pun segera mengabadikan diri disini. di sisi kanan terdapat bangunan panggung dan juga sebuah kolam tertutup yang dipenuhi koin didalamnya. sayang tidak ada guide yang bisa menjelaskan berbagai hal tempat disini.
puri saraswati

kolam air berisi koin-koin logam

kini kami menuju candi Kethek. kembali ke pertigaan dan papan petunjuk bertuliskan 300m. hmm, lumayan lah. melewati jalan tanah yang basah. pemandangan indah di sisi kiri terdapat jurang terjal. jalan setapak menurun melingkari sisi bukit dan kembali menanjak memasuki area candi Kethek. tiba di lapangan rumput dengan nafas yang kembang kempis. bicara pun megap-megap karena sambil mengatur nafas. hahaha.
jalan menuju candi kethek


candi Kethek lebih kuno. tak terlihat bangunan batu besar. hanya pundan berundak berjumlah 3 dengan tangga curam yang kecil dan licin. ada jalan tanah disisi kanan bagi yang ingin cara yang lebih mudah menuju keatas. saya dan mbak Asih memilih melewati tengah candi melewati tangga kecil sambil sesekali bernarsis ria. huehehe. di puncaknya hanya ada sebuah bangunan kecil dengan mahkota berwarna emas diatasnya.

candi kethek

puncak candi kethek
lengkap sudah semua situs di kawasan candi Ceto kami datangi. saatnya kembali pulang. perjalanan berikutnya menunggu. menuruni jalur terjal tadi kini mulai terbayang didepan mata. setelah mengencangkan rem belakang agar lebih kuat mencengkram, kami pun meninggalkan candi Ceto dengan rasa puas. setelah selamat melewati jalur curam tadi, tak lupa berfoto dengan motor yang telah menemani perjalanan kami melewati jalur terjal nan curam.
yeah, sukses bermotor ria menuju candi ceto

kami menyempatkan berhenti di kebun teh yang tadi tidak sempat berfoto karena masih hujan. setelah hujan berhenti, kawasan kebun teh menjadi hijau dan segar. kami pun segera mencari spot paling keren dan berpose dengan gaya paling okeh (menurut kami. hahaha). sejenak menikmati pemandangan dan mengisi perut dengan cemilan biskuit. tiba-tiba kabut mulai turun. area disekitar mulai tertutup kabut tebal. kami pun bergegas meninggalkan kebun teh dan melanjutkan perjalanan. tak mau terjebak di tengah jalan dengan kabut tebal seperti ini.
narsis di kebun teh

kabut mulai turun

setelah menuruni jalan kembali ke kota solo, gerimis pun turun dan semakin deras memasuki jalur utama dari tawangmangu menuju karanganyar. menembus guyuran hujan dengan pikiran yang masih terjebak di keindahan kawasan wisata candi Ceto. memasuki kota karanganyar, tiba-tiba jalanan kering dan hujan pun berhenti. rasanya aneh ketika kami masih basah kuyup sedangkan oranglain berlalu dengan kondisi kering. kami pun berhenti di pom bensin untuk melepas jas hujan dan saya pun menunaikan shalat yang tadi belum terlaksana.

kami pun melanjutkan perjalanan yang tidak terasa sudah memasuki kota solo. lanjut menuju Boyolali karena saya mengejar bis ke semarang agar tidak terlalu malam tiba disana. akhirnya kami pun tiba di persimpangan tempat menunggu bis. mbak Asih langsung pamit karena gerimis sudah mulai turun kembali. saya pun mampir sebentar ke minimarket untuk menyiapkan bekal di mess nanti. jam 5 sore, saya pun menaiki bis menuju semarang.

perjalanan belum berakhir, kondisi bis penuh dan saya pun berdiri. setelah bertanya ternyata bis ini menuju terminal terboyo. seharusnya saya menaiki bis semarang yang menuju terminal mangkang. ya sudahlah, nikmati saja perjalanannya. memasuki kota salatiga, saya pun mendapat tempat duduk dan mulai melepas lelah dan sejenak tidur. terbangun dengan suasana sudah gelap. bis telah memasuki daerah Bawean.

pukul 7 malam, saya pun tiba di kawasan Tugu Muda Semarang. saya turun disini dan hendak menaiki taksi ketika seorang tukang ojek menawarkan jasa mengantarkan saya ke kawasan industri Wijaya Kusuma. saya ditawari tarif 60rb yang kemudian saya tawar 30rb. setelah bernegosiasi, saya pun setuju dengan kesepakatan kami seharga 30rb jika lancar dan jika macet seharga 50rb (ini kesepakatan macam apa. hahaha). memang di daerah krapyak sedang ada perbaikan jalan sehingga menimbulkan macet panjang dari pintu tol. sang ojek pun segera memacu melintasi jalanan kampung memotong kemacetan. pukul 8 malam saya tiba di mess dengan rasa syukur dengan perjalanan yang penuh cerita ini. selamat beristirahat kawan. waktunya kembali ke rutinitas normal lagi.

Semarang, 7 Desember 2014
@ZuhriUtama

0 comments:

Post a Comment