Pages

Ads 468x60px

07 December 2014

Jalan Jalan : Goes to Solo part 1

setelah bulan november lalu saya habiskan di magelang. kini saya ditugaskan oleh kantor ke Semarang hingga 25 desember nanti. setelah seminggu di Semarang, partner kerja saya memutuskan kembali ke Jakarta menggunakan bis weekend ini. saya memutuskan untuk ke Solo. selain karena ada undangan pernikahan kawan di Boyolali, saya juga ingin mengeksplorasi kota Solo lebih jauh.

Sabtu, 6 desember 2014
Dari mess kantor di kawasan industri Wijaya Kusuma, saya berangkat pukul 6 pagi setelah sarapan setangkup roti tawar. menuju terminal mangkang dengan angkot, setiba disana kondisi terminal sangat lengang. padahal klo dilihat dari segi fasilitas dan tempat, terminal mangkang sangat lengkap dan luas. penumpang lebih suka menunggu di gerbang keluar terminal mangkang. padahal didalam ada banyak kursi yang lebih nyaman untuk menunggu.
suasana terminal mangkang yang lengang
cukup lama menunggu bis Semarang - Solo. jam 8.30 saya baru mendapat bus PO. Muncul yang baru tiba. ternyata ada kemacetan panjang dari gerbang tol krapyak menuju mangkang karena ada pembetonan jalan. saya pun memilih bangku di belakang supir. tarif bis semarang - solo dari mangkang seharga 30rb rupiah.

awalnya tujuan saya ke Solo untuk janjian dengan mbak Asih (anggota geng D'Jepiters yg hijrah ke kampung halamannya di Boyolali). tapi setelah komunikasi lagi via whatsapp, akhirnya kami janjian di terminal Boyolali. memang niat saya adalah ke Boyolali untuk mencicipi kuliner Boyolali yang belum rampung (cerita kuliner boyolali disini). pukul 11.00 siang akhirnya saya tiba di terminal Boyolali. setelah menunggu mbak Asih, kami pun meluncur dengan sepeda motor menuju warung makan iga bakar di pusat Kota Boyolali di sekitaran jalan Merapi (koq saya lupa nama warungnya y :D)

yeay, ternyata warungnya buka. memang mbak Asih bilang ternyata klo ahad itu warungnya tutup sehingga saya memilih Sabtu kesana. segera saja saya memesan Iga bakar dan Iga bakar penyet untuk mbak asih.
warung makan iga bakar boyolali
wuih, benar saja. porsinya memang lebih besar dari yang kemarin saya makan. rasanya pun lezat dengan rasa lembutnya daging yang lunak. semangkuk kuah sop pun menemani iga bakar. namun sayang, kuah sopnya terasa hambar. kurang berbumbu dan kurang panas. tapi saya tetap menikmati iga bakarnya.
Iga Bakar dan Iga Bakar Penyet
setelah kenyang menikmati kuliner boyolali, kami pun menuju masjid untuk sholat dzuhur kemudian berangkat menuju solo. setelah 30 menit berkendara motor, kami pun tiba di Surakarta, yup nama lain dari kota solo. kami pun berkeliling kota solo tanpa tujuan. kota solo sangat mudah dijelajahi. dengan akses masuk dari boyolali menuju solo hanya ada satu jalan utama yaitu jalan Slamet riyadi yang menembus kota solo hingga gedung walikota Solo. jalan satu arah ini diapit oleh berbagai toko dan pusat belanja kota Solo yang makin modern. beberapa pusat tempat umum berada di sepanjang jalan ini seperti Solo Square, Stasiun Kereta Purowsari, solo Grand Mall, taman sriwedari, museum batik danar hadi dan banyak lagi.

di tengah jalan pun saya bertanya adakah es yang khas solo disini? mbak Asih pun menawarkan Es Dawet Selasih yang ada di Pasar Gede. saya pun segera berujar setuju dan kami pun menuju pasar Gede. setelah memarkir motor di depan pintu masuk pasar Gede Solo, kami lurus ke belakang pasar di sisi kanan dan tiba di sebuah kios diantara kios-kios pasar yang berjualan beraneka rupa dengan aroma yang semerbak pula.
Pasar Gede Solo
awalnya saya cukup tidak tahan dengan aroma yang kurang enak ini. namun saya tahan untuk bisa mencicipi es dawet selasih ini. setelah memesan dua mangkok, kami pun menyantap es dawet selasih yang (kata mbak asih) sempat diliput oleh media tv. disajikan dengan mangkok kecil, es dawet selasih menggunakan dawet hijau dan kuah santan. tak lupa selasih yang bercampur didalamnya memberikan tekstur renyah saat disantap. rasanya cukup nikmat selama anda bisa mengabaikan aroma disekitaran pasar.
es dawet selasih
seusai menyantap es dawet selasih, kami pun menuju keraton surakarta. langit kota solo mulai gelap tanda sebentar lagi hujan akan turun. kami pun bergegas menuju keraton surakarta. melewati gerbang masuk menuju alun-alun yang sedang ramai karena adanya acara Sekaten. didepan gerbang masuk keraton sedang ada prajurit keraton berpakaian rapi dan lengkap sedang proses syuting entah untuk apa. kami pun menuju museum keraton surakarta yang masih bagian dari keraton dan terbuka untuk umum.
gerbang masuk alun-alun solo
sesampainya di museum, kami membayar tiket seharga 10rb rupiah per orang. museum ini berisikan berbagai barang milik keraton mulai dari furniture, senjata, kereta kuda dan berbagai hal yang berkaitan dengan keraton surakarta. kami pun melampiaskan nafsu narsis disini. hahaha
patung prajurit keraton surakarta

galeri museum keraton surakarta

lorong museum keraton surakarta
mbak asih di salah satu sudut taman di tengah museum

peralatan memasak milik keraton
 setelah puas menjelajahi setiap sudut museum, kami pun menuju area keraton surakarta. sebelum masuk, kami harus melepas sendal namun jika anda menggunakan sepatu malah diperboleh (loh koq gt?). memasuki area keraton, terlihat seorang abdi keraton sedang merawat taman. area pengunjung tidak terlalu luas namun cukup memberikan gambaran suasana keraton. area pengunjung dibatasi dengan papan informasi dilarang melintas dan memasuki area keraton lebih dalam.
menuju area keraton surakarta
dari gerbang menuju area keraton, kami langsung melihat sebuah menara tua berwarna biru yang indah dan menjulang. sangat cantik dan terawat. di sebelah kiri terdapat pendopo-pendopo dengan lampu kristal yang diselimuti kain demi menjaga lampu kristal agar tidak berdebu. lapangan di depan aula utama dipenuhi pohon-pohon yang tertata rapi. aula keraton pun dibatasi dan tidak bisa dimasuki pengunjung.
memasuki area keraton surakarta
di depan aula utama keraton surakarta

area di depan aula utama
setelah berpuas diri menikmati suasana keraton surakarta, kami pun menuju pasar klewer tak jauh dari keraton. langit sudah mulai meneteskan air. kami bergegas melewati lorong jalan keraton dan tiba di pasar klewer dengan kondisi sedikit basah kuyup (karena sempat bingung mencari jalan. hahaha). suasana pasar klewer sangat ramai. berbagai macam produk batik dijajakan disini. target saya adalah sebuah tas laptop batik untuk laptop kesayangan (sampe dibilang istri pertama. hahaha) dan juga sebuah celana batik yang sudah lama saya idam-idamkan.
tas laptop batik
hujan pun mengguyur desar kota solo, kami pun menuju masjid agung untuk sholat ashar. masuk melalui pintu samping, saya dan mbak Asih pun berpisah menuju area pria dan wanita. karena hujan, kami tidak bisa berfoto narsis di lapangan depan masjid agung.
gerbang utama masjid agung

menara masjid agung

ruang utama masjid agung

selasar masjid agung
setelah menunggu hujan reda, meskipun gerimis masih terus berlanjut, kami pun menuju tempat kuliner kota solo karena efek lapar setelah berkeliling kota solo. setelah ditawari berbagai macam kuliner khas solo sama mbak asih seperti Timlo, Tengkleng, Sate Buntel. saya pun memilih Timlo yang sepertinya cocok dengan lidah saya.

lokasi warung makan Timlo cukup jauh dari pasar klewer, kami harus menuju utara melewati sisi kiri solo dari selatan karena jalan utama hanya satu arah. setelah berbasah-basahan sepanjang jalan, akhirnya kami tiba di warung Timlo. saya pun memesan Timlo sosis telor dan mbak Asih memesan Timlo Komplit berisi ati ayam, ampela, sosis dan telor, saat Timlo disajikan, saya bertanya ke mbak Asih, mana sosisnya, wah penipuan ini. ternyata yang dinamakan sosis di solo berbeda dengan sosis modern yang biasa saya makan. hahaha. agak susah dijelaskan seperti apa tapi foto cukup memberikan penjelasan lebih lengkap. oiya, telornya adalah telor bebek ya.
menikmati Timlo di waktu hujan di kota solo

Timlo Sosis Telor. (yang berbentuk persegi panjang itulah yang namanya sosis :D)
alhamdulillah, hasrat lapar sudah reda. sudah pukul 5 sore, kami pun segera bergegas mencari hotel untuk saya menginap malam ini (gak enaklah cowo nginep dirumah cewe kan y). setelah sedikit browsing di internet, kami pun mencari di daerah sisi luar kota solo agar lebih murah. beberapa hotel memasang tari diatas 150rb rupiah untuk kamar standar yang tersisa. saya pun mencoba mencari yang lebih murah karena memang hanya sekedar untuk tidur saja. setelah tak kunjung dapat, saya hendak memutuskan mencari di boyolali saja tapi mbak Asih bilang untuk mencoba sekali lagi di sekitaran solo Grand Mall.

ah, mana mungkin ada hotel murah didekat pusat perbelanjaan strategis seperti itu. tiba-tiba mata saya tertuju pada sebuah plang hotel bertuliskan "Hotel Sri Laras" yang berada di jalan samping grand mall. melihat kondisinya saya yakin ini hotel murah (hahaha, berantakan bo!) dan setelah meminta mbak Asih bertanya dan ternyata tarifnya 100ribu per malam, saya langsung setuju.

saya ditawari untuk mengecek kondisi kamar. hmm, not bad. cukup nyaman bagi saya daripada harus tidur di masjid. setelah membayar DP dan meletakkan tas, saya pun bergegas mengantarkan mbak Asih pulang ke Boyolali dengan suasana yang masih gerimis. setelah menerobos jalan solo-boyolali dalam kondisi gerimis, kami pun tiba di rumah mbak Asih dan saya pun segera pamit kembali ke solo. sekarang saya kembali dengan menggunakan jas hujan yang tadi sempat tertinggal (makanya kami hujan-hujanan. hahaha).

fiuh, alhamdulillaah. puas sudah menjelajahi kota solo, esok waktunya kondangan di Boyolali dan kami berencana setelah kondangan untuk pergi ke Candi Cetho, Karanganyar yang merupakan salah satu destinasi wisata di kota Solo.

Solo, 6 desember 2014
@ZuhriUtama

1 comments:

  1. Kuliner emang paling enak dan murah-murah,pengen nyoba semua..
    makasih kak artikelnya

    ReplyDelete