Pages

Ads 468x60px

31 October 2014

30 okt 14 : Apa Aja Boleh

Hari ini adalah pertemuan kesekian dari sebuah grup whatsapp yang cuma beranggotakan 4 orang. Grup ini terbentuk tidak sengaja oleh suatu moment ketika awalnya kami bertiga membutuhkan ruang khusus untuk ngobrol. Akhirnya dari grup ini kami sering kumpul sekedar buat diskusi dan silaturahim. Aq sebagai salah satu cowo yang belum menikah merasa nyaman dengan berkumpul bersama mbak-mbak aq ini. Hahaha. Yaitu mbak jihan dan teh vivi. Mereka berdua memang sangat klop, klo sudah mengobrol bisa lupa waktu. Teh vivi selalu punya tempaf baru yang direkomendasikan buat kumpul. Kemana lagi kalau bukan ke tempat makan.

Kemudian bergabunglah om ganteng satu lagi. Om dory adalah seorang pengusaha. Pernah menjalankan usaha restoran bebek goreng kemudian kini berbisnis di air kesehatan. Akhirnya kami berempat selalu menyempatkan buat ketemuan sebulan sekali.


Kali ini kita mengunjungi kedai Opah Mami. Kenapa disebut kedai? Karena konsep yang diusung adalah santai dan country dengan furnitur semi formal bernuansa kayu. Makanan yang disajikan merupakan makanan sunda dengan varian menu berupa nasi liwet, nasi bakar, nasi goreng dan cemilan serta minum hangat seperti bandrek.



Lokasi Opah Mami berada dalam komplek ruko The Promenade yang beralamat di jalan buncit raya, jakarta selatan. Lokasinya mudah dijangkau karena dilewati jalur busway dan dekat pejaten village. Berada di belakang ace hardware pejaten, Opah Mami terasa bersembunyi dari hiruk pikuk jakarta. Nyaman untuk menjadi tempat kumpul dan makan.


 
Saya mencicipi menu nasi bakar teri yang terdiri dari nasi berisi teri yang dibungkus daun pisang lalu dibakar. Ditemani sambal ulek yang lezat dan lalapan. Sederhana namun menggugah selera. Menu lain berupa sop iga yang ENDES kata teh vivi. Saya mencobanya dan memang kesegarannya sangat terasa. Recommended lah.


Setelah 2 jam kumpul akhirnya kami berpamitan dan merencakan untuk mencari tempat baru yang asik buat silaturahim. Sampai ketemu lagi tante2 dan om aq.
Jakarta, 30 oktober 2014

0 comments:

Post a Comment