baca kisah sebelumnya - pintu hati
ku tengok anak muda dengan gaya kekinian yang tadi menyapaku. "hah, sejak kapan saya punya adik di semarang". gerutuku karena harus berhenti di tengah terik panas siang hari. kota semarang yang berada di pesisir utara pulau jawa merupakan ibukota provinsi jawa tengah. dihubungkan dengan bandara international ahmad yani dan pelabuhan tanjung mas, kota semarang menjadi salah satu kota industri yang digerakkan perekenomiannya oleh industri-industri di sekitar kota semarang seperti kawasan industri candi dan kawasan industri wijayakusuma.
"maaf kakak, boleh minta waktunya sebentar?" sambil tetap memasang wajah ceria meski peluh diwajahnya terlihat jelas. "ya, ada apa?" aku coba menahan diri untuk tidak berlaku kasar meski ku jawab dengan wajah datar. "kami dari yayasan sosial ingin menawarkan voucher diskon seharga seratus ribu yang uangnya akan menjadi donasi untuk yayasan sosial ini. voucher ini bisa digunakan diberbagai restoran kak. gmn kak? mau membantu kami?" ucapnya cepat namun teratur. aku pun menggelengkan kepala "maaf, tidak. terima kasih".
aku pun berlalu meninggalkan pemuda yang tidak sempat menjawab perkataanku dan segera menepi di sisi tembok pembatas masjid baiturrahman semarang. kawasan simpang lima memang menjadi pusat kota semarang. terdapat masjid baiturrahman dan 2 mal besar dengan sebuah lapangan luas di tengah kawasan simpang lima. aku segera memasuki sebuah mal yang tak jauh dari masjid. "fiuh..." rasa dingin menjalari dari ujung kepala hingga kaki. setelah sejenak menarik nafas dan menurunkan suhu tubuh, ku langkahkan kaki menuju foodcourt yang berada di lantai paling atas.
sudah sebulan sejak kejadian saat aku menemukan sebuah kunci dengan gantungan berbentuk inisial huruf F dan tulisan "PGSD UNNES" di bis jurusan semarang solo saat aku berakhir pekan ke kota solo. sejak saat itu, beberapa kali ku coba mendatangi gedung PGSD UNNES sekedar berharap bisa menemukan wanita berjilbab biru itu disana. entahlah, tidak bisa dibilang suka juga. namun ada perasaan mengganjal untuk segera mengembalikan kunci ini. jemariku masih menggenggam gantungan kunci tembaga berbentuk huruf F. sambil menunggu pesanan mie goreng jawa di salah satu kedai, ku raba tepian ukiran tembaga itu. meraba-raba ingatan dan mencoba mencari jawaban siapa nama pemiliknya. berinisial huruf F dan kuliah di PGSD UNNES.
"permisi....." seorang wanita paruh baya meletakkan sepiring mie goreng jawa panas yang masih mengepulkan asap. ku biarkan mie itu mendingin dulu. "Maaf, mau minum apa mas?", wanita itu menawarkan menu minuman yang tadi belum sempat aku pesan. "air mineral saja mbak..." ucapku sambil mengembalikan menu. ku alihkan pandanganku ke gantungan bertuliskan "PGSD UNNES". aku masih asyik menatap kedua gantungan tersebut dan menikmati potongan memori mimpi saat itu.
"permisi mas.... maaf".
"letakkan saja di meja mbak" ucapku tanpa mengalihkan pandangan dari gantungan kunci di kedua tanganku. wanita yang berdiri disampingku masih berada disana dan tidak juga meletakkan minuman tersebut. "maaf mas...." ku letakkan gantungan kunci tersebut dan mengangkat wajahku ke wanita yang berdiri disamping meja. ternyata bukan pelayan tadi, wanita ini masih muda. dalam balutan kerudung merah muda polos, dia tersenyum dan berusaha menunjukkan sikap minta maaf karena mengganggu. tubuhnya dibalut jaket kampus kuning dengan emblem hitam disebelah kiri dada dan kaus hitam didalamnya. ini kan jaket mahasiswa UNNES. aku tidak mengenalnya, wajahnya terlihat asing. "owh, maaf. saya kira mbak-mbak tadi. iya ada apa mbak?". usianya terlihat muda mungkin sekitar 20 tahun.
akhirnya ku persilahkan dia duduk dan menunggu ia menyampaikan maksudnya. "maaf ya mas ganggu. nama saya dini. saya tadi tidak sengaja lewat meja mas dan melihat gantungan kunci di tangan mas. mirip dengan milik saya. klo boleh tau, mas dapat darimana ya?". aku terkesiap, tak sadar mataku sudah menatap gantungan kunci yang ada di meja. ku tatap kembali gadis yang duduk didepanku. "ee...ee.... owh, ini punya kamu?" tiba-tiba aku kehilangan kata-kata. "mmm... mirip sich mas. makanya saya nanya dulu. takutnya cuma mirip aja" dia meringis kecil sambil menggaruk kepalanya. "owh, ini saya temukan di bis waktu mau ke solo. ada seorang wanita yang menjatuhkannya saat turun di terminal salatiga" ucapku sambil berusaha meyakinkannya untuk bersikap santai. "ini memangnya punya kamu? karena seingat saya, waktu itu mbaknya beda. jadi saya agak bingung tadi".
dia pun kembali memperbaiki posisi duduknya. "owh, mungkin itu kakak saya mas. memang waktu itu kunci saya dibawanya waktu mengunjungi saya di semarang". "lalu inisial F ini nama kakak kamu?" ups, sepertinya aku terlalu lancang bertanya hal itu. tapi tak apalah, sudah kepalang diucapkan. "owh, itu inisial nama saya. lengkapnya Fina Andini. biasanya dipanggil dini tapi klo dirumah dipanggilnya fina. he.." dia masih menjawab sambil meringis. sepertinya memang dia gadis periang pikirku.
akhirnya terjawab sudah pertanyaan selama sebulan ini. setelah aku menyerahkan kunci beserta gantungan kunci berbentuk huruf F dan tulisan PGSD UNNES, dini menjelaskan potongan-potongan puzzle yang selama ini aku bayangkan. ternyata kunci ini milik adik wanita tersebut. adiknya adalah mahasiswi PGSD UNNES angkatan 2014 yang saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir. saat itu kakaknya baru kembali dari bandung karena bekerja disana dan mampir di semarang untuk menjenguk adiknya.
"oiya, saya janjian dengan kakak saya disini. saya juga sedang menunggunya. dia juga sempat khawatir karena menghilangkan kunci berserta gantungannya. sebenarnya kunci itu hanya kunci lemari kost aja. tapi gantungan itu adalah pemberian dari almarhum ayah saya. makanya saat pertama melihat ada di tangan mas, saya langsung mengenalinya". kami masih mengobrol sebentar sampai akhirnya gadis itu berdiri dan berlari ke belakangku menuju eskalator. DEG.... wanita yang ku temui di bis waktu itu, wanita yang meninggalkan kunci dengan gantungan itu, wanita yang muncul di mimpi itu.
mereka berjalan menuju arah ku. wanita itu terlihat lebih cantik dari terakhir bertemu. wajahnya masih bulat cerah. kini dia memakai pashmina hijau tosca dan gamis hitam polos. adiknya memeluk lengan kakaknya sambil terlihat bercerita dan sesekali melihat ke arahku. aku pun berdiri dan mencoba tersenyum senormal mungkin meski rasanya wajahku sudah tidak karuan bentuknya. antara senang dan malu karena mengingat dia yang tertidur saat itu. aku mempersilahkan mereka duduk dan dini pun menjelaskan tentang aku yang sudah menemukan kunci tersebut. dia hanya tersenyum lalu mengatakan rasa terima kasih karena telah menyimpannya.
"oiya mas.... saya sampai lupa nanya nama mas. namanya siapa mas" dini bertanya sambil tetap memeluk lengan kakaknya. "oiya, saya juga lupa memperkenalkan diri. nama saya anto." saya pun memperkenalkan diri. "owh mas anto. oiya mas, ini kakakku namanya Rina. kak Rina waktu itu pulang ke salatiga karena minggu depannya akan menikah. oiya itu suami kak Rina" ujar Dini sambil menunjuk ke belakangku. aku mengalihkan pandangan ke meja di belakangku dan baru menyadari ada seorang pria yang juga duduk menatap kami. laki-lakiitu tersenyum ke arahku sambil mengangguk.
aku pun tersadar saat ada laki-laki yang tengah duduk sambil menyimak pembicaraan kami. setelah membalas senyuman laki-laki itu. aku pun kembali menatap kedua wanita didepanku. ternyata wanita itu sudah menikah, perjalanan kemarin adalah langkahnya untuk memulai kehidupan baru. bodohnya aku yang sudah membayangkan macam-macam dan berharap kisah seperti cerita fiksi terjadi padaku. akhirnya mereka pamit. setelah mengucapkan terima kasih yang kesekian kali, aku pun menggangguk dan mempersilahkan mereka pergi. ku tatap tiga sosok yang berjalan menjauh di depanku. gadis riang berjilbab merah muda itu sejenak berhenti dan menengok sekilas ke arahku dan tersenyum. aku pun tersenyum sendiri dan menertawakan imajinasi liarku selama ini.
"hahaha, gayamu tooo.... udah mikirin macam-macam saja". ku garuk kepalaku yang tak gatal. aku teringat mie goreng jawa yang sudah kepalang dingin itu. sepertinya pelayan tadi lupa membawakan air mineralku. akhirnya ku tandaskan rasa laparku dan segera bergegas meninggalkan tempat itu. kejadian ini akan selalu ku kenang. rasanya malu sendiri tapi tak apalah, mungkin aku terlalu banyak membaca novel.
Nice ��������
ReplyDeleteEnak alurnya
Nice ��������
ReplyDeleteEnak alurnya
so sweet ^^
ReplyDelete