hotel murah meriah dekat solo grand mall |
jam 9.45, mbak asih sudah siap dan kami pun bergegas berangkat karena mau mampir atm dulu. ternyata tidak ada helm yang tersisa dirumah, akhirnya harus ambil dulu ke kantin sekolah tempat ibunya mbak asih berjualan sehari-hari. setelah lengkap persiapannya, kami pun menuju daerah Pandanaran. ternyata acara sudah ramai dengan para tamu undangan. kami pun bergegas berjumpa dengan sang mempelai. mempelai pria adalah sahabat kami berdua di komunitas Entreprayer. setelah berfoto (kami lupa foto dengan kamera sendiri jadi ga ada bukti otentik. hiks) kami pun dipersilahkan menikmati hindangan. pertama ngambil minum berupa sari buah. celingak celinguk nyari spot untuk duduk ternyata hanya ada sedikit dan penuh. sebagian besar tamu makan dan minum sambil berdiri. hmm, akhirnya kami urungkan untuk menikmati hidangan. segera bergegas meninggalkan lokasi acara dengan perut masih kelaparan.
akhirnya kami menuju ke soto seger tak jauh dari situ. katanya cukup terkenal dan memang parkirannya penuh dengan kendaraan yang menunjukkan bahwa pengunjungnya ramai. kami segera mendapat tempat duduk dan memesan soto ayam. disajikan dengan mangkok kecil seperti soto kudus. berkuah bening dengan dicampur nasi. bahkan komposisinya jadi aneh, semangkuk terisi penuh nasi dengan beberapa potongan ayam. saya jadi bingung ini soto ayam apa nasi dikasih kuah soto.
Soto Seger |
Lauk tambahan soto seger |
akhirnya perut sudah terisi. kami pun bersiap menempuh perjalanan panjang menuju candi Ceto. target pertama kami adalah tiba di Solo. cuaca siang ini cukup terik. saya pun sempat khawatir bakalan belang karena tidak memakai sarung tangan. kami memasuki kota solo dari sisi luar melewati terminal Tirtonadi. dari situ kami mengikut petunjuk arah menuju Karanganyar. cukup mudah, cukup lurus saja dari terminal dan mengikuti jalan hingga kami tiba di kabupaten Karanganyar.
hanya sampai sini mbak Asih tau arah (sebenernya dari solo pun dia udah bingung arah ke Karanganyar. hahaha). saya pun menggunakan teknik sotoy. cari-cari petunjuk arah menuju candi Ceto dan akhirnya kami menemukannya. dari Karanganyar kurang lebih berjarak 37km sedangkan Tawangmangu hanya 35 km. wah, lebih jauh dari Tawangmangu. mesti siap-siap bokong yang tebal nih. hahaha
cuaca masih terik. kami pun beranjak meninggalkan kota Karanganyar menuju tawangmangu karena memang arahnya searah. masuk daerah karang pandan, jalanan mulai menanjak dan mendaki kaki gunung Lawu. sedikit tersendat karena memang Tawangmangu menjadi destinasi wisata saat weekend oleh masyarakat disekitaran solo dan sekitarnya.
mudah sekali menuju candi Ceto, cukup perhatikan petunjuk arah tapi jangan langsung percaya dengan petunjuk jaraknya. kami sempat beberapa kali bingung karena awalnya jaraknya sudah 16 km lalu didepannya berubah menjadi 17 km (lah koq nambah). petunjuk selanjutnya 14 km. kami akhirnya tidak percaya lagi dengan jarak yang ditulis di papan petunjuk arah. memasuki gerbang kawasan wisata Ceto yang berada di sisi kiri (Tawangmangu masih lurus kedepan). langit pun mulai gelap.
jalanan pun semakin menanjak tajam. gerimis mulai turun dan kami pun segera mengenakan jas hujan di sebuah musholla. pemandangan kini berubah dengan kebun-kebun yang tersusun rapi di atas bukit-bukit nan hijau indah. tersihir oleh pemandangan yang begitu menakjubkan, rasanya tak ingin perjalanan ini bertemu dengan ujungnya. sesekali mengucap syukur atas nikmat memandangan ciptaanMu ya Rabb, perjalanan kami masih diwarnai gerimis. sesekali bertemu dengan tanjakan yang tajam dan menukik tajam. butuh kehati-hatian dan konsentasi ekstra. dan kami tiba di persimpangan menuju candi Ceto.
tanjakan mulai semakin menakutkan. dengan kemiringan mendekati 45 derajat. rasanya dengkul saya ngilu memandang jalan yang tinggi tersebut. namun pemandangan kebun teh yang terhampar sejauh memandang memberikan obat penawar dan sedikit mengabaikan jalanan yang kian menanjak. dan akhirnya tak jauh dari tanjakan terakhir, di atas sana nun jauh terlihat gapura candi yang khas berwarna hitam legam.
tapi perjalan kami belum berakhir, satu tanjakan terakhir yang super duper terjal. kondisi motor yang sudah menempuh jalan berat sepanjang perjalanan tadi membuat saya ragu apakah mampu mengendalikan motor mbak Asih. meski memang motor matic sehingga tak perlu khawatir soal oper giginya, kondisi rem yang kurang baik sedikit mengkhawatirkan. saya pun mengambil ancang-ancang dan mulai mendaki jalan yang sepertinya lebih dari 45 derajat kemiringannya. sesekali motor saya jalankan secara zigzag agar mesin tak lelah. masih ada beberapa ratus meter, parkiran sudah terlihat. motor sudah menderu hendak berhenti. saya tidak habis pikir jika motor berhenti di tengah jalan yang sangat miring ini. tapi sedikit demi sedikit motor terus melaju. bahkan saya harus sedikit mendorong dengan kaki saya demi menjaga keseimbangan motor. sedikit lagi
Alhamdulillaah, akhirnya kami tiba di parkiran motor candi Ceto. fiuh, terbayar sudah perjalanan panjang yang penuh misteri kapan akan tiba dan kami benar-benar tiba disini. di destinasi wisata candi Ceto. setelah melepaskan lelah di persendian dengan sedikit relaksasi, kami pun menuju loket tiket masuk candi Ceto. untuk domestik seharga 3 ribu rupiah dan untuk mancanegara 10 ribu rupiah.
loket tiket masuk menuju candi ceto |
oiya, saya infokan bahwa objek wisata candi Ceto ini dipenuhi banyak retribusi. memang tidak begitu mahal. berkisar antara 2rb sampai 3rb tapi jika dihitung-hitung bisa lebih dari 10rb per orang. selain itu, di kawasan candi Ceto, masyarakatnya memang memeluk agama Hindu hingga saya yang sempat bertanya lokasi musholla pun mendapat jawaban tidak ada. baiklah, saya pun berniat jamak takhir.
sebelum masuk candi Ceto, kami harus mengenakan kain adat khas masyarakat hindu berwarna hitam putih. dengan memberikan dana sukarela, kami pun dipakaikan oleh petugasnya. oke, kami siap masuk ke tujuan utama kami. disambut dengan tangga yang curam menuju gerbang gapura. kami sedikit bernasis ria disini. membayar setiap lelah menuju tempat ini.
tempat pemakaian kain sebelum masuk candi ceto |
narsis didepan gapura utama |
relief ditengah area candi |
puncak candi ceto |
loket masuk puri saraswati dan candi kethek |
jalan menuju puri saraswati |
Puri Saraswati berisi sebuah area dengan kolam dan patung dewi Saraswati ditengahnya bersama dua angsa. terdapat peraturan bahwa kami harus membuka sendal dan bagi wanita haid dilarang masuk. kami pun segera mengabadikan diri disini. di sisi kanan terdapat bangunan panggung dan juga sebuah kolam tertutup yang dipenuhi koin didalamnya. sayang tidak ada guide yang bisa menjelaskan berbagai hal tempat disini.
puri saraswati |
kolam air berisi koin-koin logam |
kini kami menuju candi Kethek. kembali ke pertigaan dan papan petunjuk bertuliskan 300m. hmm, lumayan lah. melewati jalan tanah yang basah. pemandangan indah di sisi kiri terdapat jurang terjal. jalan setapak menurun melingkari sisi bukit dan kembali menanjak memasuki area candi Kethek. tiba di lapangan rumput dengan nafas yang kembang kempis. bicara pun megap-megap karena sambil mengatur nafas. hahaha.
jalan menuju candi kethek |
candi Kethek lebih kuno. tak terlihat bangunan batu besar. hanya pundan berundak berjumlah 3 dengan tangga curam yang kecil dan licin. ada jalan tanah disisi kanan bagi yang ingin cara yang lebih mudah menuju keatas. saya dan mbak Asih memilih melewati tengah candi melewati tangga kecil sambil sesekali bernarsis ria. huehehe. di puncaknya hanya ada sebuah bangunan kecil dengan mahkota berwarna emas diatasnya.
candi kethek |
puncak candi kethek |
yeah, sukses bermotor ria menuju candi ceto |
kami menyempatkan berhenti di kebun teh yang tadi tidak sempat berfoto karena masih hujan. setelah hujan berhenti, kawasan kebun teh menjadi hijau dan segar. kami pun segera mencari spot paling keren dan berpose dengan gaya paling okeh (menurut kami. hahaha). sejenak menikmati pemandangan dan mengisi perut dengan cemilan biskuit. tiba-tiba kabut mulai turun. area disekitar mulai tertutup kabut tebal. kami pun bergegas meninggalkan kebun teh dan melanjutkan perjalanan. tak mau terjebak di tengah jalan dengan kabut tebal seperti ini.
narsis di kebun teh |
kabut mulai turun |
setelah menuruni jalan kembali ke kota solo, gerimis pun turun dan semakin deras memasuki jalur utama dari tawangmangu menuju karanganyar. menembus guyuran hujan dengan pikiran yang masih terjebak di keindahan kawasan wisata candi Ceto. memasuki kota karanganyar, tiba-tiba jalanan kering dan hujan pun berhenti. rasanya aneh ketika kami masih basah kuyup sedangkan oranglain berlalu dengan kondisi kering. kami pun berhenti di pom bensin untuk melepas jas hujan dan saya pun menunaikan shalat yang tadi belum terlaksana.
kami pun melanjutkan perjalanan yang tidak terasa sudah memasuki kota solo. lanjut menuju Boyolali karena saya mengejar bis ke semarang agar tidak terlalu malam tiba disana. akhirnya kami pun tiba di persimpangan tempat menunggu bis. mbak Asih langsung pamit karena gerimis sudah mulai turun kembali. saya pun mampir sebentar ke minimarket untuk menyiapkan bekal di mess nanti. jam 5 sore, saya pun menaiki bis menuju semarang.
perjalanan belum berakhir, kondisi bis penuh dan saya pun berdiri. setelah bertanya ternyata bis ini menuju terminal terboyo. seharusnya saya menaiki bis semarang yang menuju terminal mangkang. ya sudahlah, nikmati saja perjalanannya. memasuki kota salatiga, saya pun mendapat tempat duduk dan mulai melepas lelah dan sejenak tidur. terbangun dengan suasana sudah gelap. bis telah memasuki daerah Bawean.
pukul 7 malam, saya pun tiba di kawasan Tugu Muda Semarang. saya turun disini dan hendak menaiki taksi ketika seorang tukang ojek menawarkan jasa mengantarkan saya ke kawasan industri Wijaya Kusuma. saya ditawari tarif 60rb yang kemudian saya tawar 30rb. setelah bernegosiasi, saya pun setuju dengan kesepakatan kami seharga 30rb jika lancar dan jika macet seharga 50rb (ini kesepakatan macam apa. hahaha). memang di daerah krapyak sedang ada perbaikan jalan sehingga menimbulkan macet panjang dari pintu tol. sang ojek pun segera memacu melintasi jalanan kampung memotong kemacetan. pukul 8 malam saya tiba di mess dengan rasa syukur dengan perjalanan yang penuh cerita ini. selamat beristirahat kawan. waktunya kembali ke rutinitas normal lagi.
Semarang, 7 Desember 2014
@ZuhriUtama
0 comments:
Post a Comment