Saya akhirnya memulai kembali bertalaqqi (belajar) al qur'an kepada seorang guru di rumah tartil qur'an yang diasuh oleh ustadz muslim yang merupakan ayah dari hilya sang juara hafizh cilik.
Kali ini lebih saya mantapkan kembali niat saya memperbaiki bacaan qur'an saya. Karena sebelum menjadi seorang hafizh, hal yang lebih penting adalah mampu membacanya dengan tartil yaitu benar makharijul huruf dan tajwidnya.
Saya mengikuti kelas tiap sabtu pagi yang berganti tiap pekannya yaitu antara talaqqi jama'i (bersama sama) dan talaqqi fardhi (perorangan). Sabtu kemarin sudah sampai pada pertemuan keempat walaupun saya sempat bolos satu kali karena kesalahan informasi.
Pelajaran dimulai dari surah al fatihah. Saya sendiri belum sampai tahap benar benar tartil dalam membacanya meskipun sudah sejak kecil saya hafal di luar kepala surah ini. Bahkan ada pepatah bilang saat kita membaca al fatihah lalu dikejutkan, kita masih bisa mampu melanjutkan bacaan itu. Saking hafalny.
Tapi ternyata yang saya hafal masih jauh dari cara baca yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wassalam (allahumma shalli 'alaih). Saya merasa bersyukur masih diberi jalan untuk menyempurnakan bacaan saya.
Semoga saya bisa istiqomah dalam belajar membaca al qur'an secara tartil dan semoga bacaan ini menjadi jalan bagi saya untuk bisa meraih ridho dari Allah subhanallahu wata'ala.
Aamiin